A.
DEFINISI DATA DAN INFORMASI
v
Beberapa definisi tentang data:
· Menurut berbagai kamus bahasa Inggris-Indonesia, data
diterjemahkan sebagai istilah yang berasal dari kata “datum” yang
berarti fakta atau bahan-bahan keterangan.
· Dari sudut pandang bisnis, data bisnis (business data)
adalah deskripsi organisasi tentang sesuatu(resources) dan
kejadian (transactions) yang terjadi (business data is
an organization’s description of things (resources)and events (transactions)
that it faces).
· Data adalah deskripsi dari sesuatu dan kejadian yang kita
hadapi.
· Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu
kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian adalah sesuatu yang terjadi pada
saat tertentu. Kesatuan nyata adalah berupa suatu objek nyata seperti tempat,
benda dan orang yang betul-betul ada dan terjadi.
v
Beberapa definisi tentang informasi
dari sumber yang berbeda-beda:
· Menurut Gordon B. Davis dalam bukunya Management
Informations System : Conceptual Foundations, Structures, and Development menyebut
informasi sebagai data yang telah diolah menjadi bentuk yang berguna bagi
penerimanya dan nyata, berupa nilai yang dapat dipahami di dalam keputusan
sekarang maupun masa depan.
· Menurut Barry E. Cushing dalam buku Accounting
Information System and Business Organization, dikatakan bahwa informasi
merupakan sesuatu yang menunjukkan hasil pengolahan data yang diorganisasi dan
berguna kepada orang yang menerimanya.
· Menurut Robert N. Anthony dan John Dearden dalam buku Management
Control Systems, menyebut informasi sebagai suatu kenyataan, data, item
yang menambah pengetahuan bagi penggunanya.
· Menurut Stephen A. Moscove dan Mark G. Simkin dalam bukunya Accounting
Information Systems : Concepts and Practise mengatakan informasi
sebagai kenyataan atau bentuk-bentuk yang berguna yang dapat digunakan untuk
pengambilan keputusan bisnis.
v Dari beberapa penjelasan diatas sehingga dapat disimpulkan
bahwa:
·
Data adalah nilai yang mendeskripsikan dari suatu objek atau
kejadian.
·
Informasi adalah hasil dari pengolahan data dalam bentuk yang
lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu
kejadian-kejadian sehingga akan berguna untuk pengambilan keputusan.
B. MODEL
SISTEM KOMUNIKASI
b.1 Model dari sistem komunikasi
Pemancar mengirim data dalam bentuk kode untuk dikirim
melalui suatu saluran ke penerima. Pesan yang datang dari sumber ke
pemancar biasanya berupa sandi (melalui encoder) sehingga ia dapat dikirimkan
kembali melalui saluran komunikasi dan pesan tersebut harus diterjemahkan
kembali (melalui decoder) agar dapat dimengerti oleh di penerima. Saluran
tersebut tidak selalu dapat mengirimkan sandi pesan tersebut dengan sempurna
karena adanya gangguan dan distorsi. Distorsi disebabkan oleh operasi yang
diketahui (bahkan disengaja) dan dapat dikoreksi dengan operasi yang
berlawanan. Gangguan merupakan interferensi random dan tak terduga.
1.
INFORMATION SOURCE : adalah yang memproduksi
pesan.
2.
TRANSMITTER (Encoder): yang menyandikan pesan
dalam bentuk sinyal.
3.
CHANNEL : adalah saluran pesan.
4.
RECEIVER (Decoder): adalah pihak yang
menguraikan atau mengkonstruksikan pesan dari sinyal
5.
DESTINATION : adalah dimana pesan sampai
C. ENTROPI DAN REDUDANSI
1. Entropi
Yaitu konsep acak (randomness), di mana terdapat keadaan yang
kemungkinannya tidak pasti. Entropi timbul jika prediktabilitas /
kemungkinannya rendah (low predictable) dan informasi yang ada tinggi (high
information). Berbeda dengan redudansi yang dipandang sebagai sarana untuk
memperbaiki komunikasi, entropi dipandang sebagai suatu masalah dalam
komunikasi. Biasanya dikaitkan dgn khalayak yg mempunyai tingkat homogenitas
tinggi/spesifik.
2.
Redudansi
Adalah sesuatu yang bisa
diramalkan atau diprediksikan (predictable) dalam suatu pesan. Apabila
prediktabilitasnya tinggi (high predictable), maka informasinya rendah (low
information). contoh : Jika saya berjumpa dgn seorang teman di jalan dan berkata
“Helo”, maka saya memiliki pesan yang sangat bisa diramalkan atau redundan
(Highly predictable, highly redundant). Redundansi membantu mengatasi
kekurangan-kekurangan dari saluran yang mengalami gangguan. (jalur komunikasi
yang noise) contoh : ejakata: copy c o p y, gift g i f t, dll.
D. Reduksi Data
Reduksi
data adalah proses analisis untuk memilih, memusatkan perhatian,
meyederhanakan, mengabstraksikan serta mentransformasikan data yang muncul dari
catatan-catatan lapangan (Patilima, 2005). Mereduksi data berarti membuat
rangkuman, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, mencari
tema dan pola, serta membuang yang dianggap tidak perlu. Reduksi data dilakukan
dengan pertimbangan bahwa data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak,
untuk itu perlu dipilih dan dipilah sesuai dengan kebutuhan dalam pemecahan
masalah penelitian. Dalam mereduksi data setiap peneliti dipandu oleh
pertanyaan penelitian yang harus dijawab berdasarkan data. Bagi peneliti
pemula, reduksi data dapat dilakukan melalui diskusi dengan teman sejawat atau
orang yang dipandang ahli dalam bidangnya.
d.1 Reduksi data terdiri dari : Klasifikasi
data dan Kompresi Peringkasan & Penyaringan Keorganisasian Inferensi
(Pengambilan Keputusan )Klasifikasi data dan Kompresi Sistem dapat
menggolongkan data utk mengurangi volume data. Klasifikasi secara keseluruhan
yg berbeda-beda menyatakan pemampatan / kompresi data.
9. Reduksi Data Klasifikasi data Data Kualitatif : Berupa
kategori yang tidak berbentuk angka Nominal : perlu sub bagian utk
mengelompokkan dan mendeskripsikan data Ordinal : perlu urutan peringkatData
Kuantitatif : dinyatakan dengan angka Diskrit : data dalam bilangan pasti
(bulat), diperoleh dgn cara mencacah Kontinyu (continue) : data dalam bilangan
decimal, diperoleh dengan cara menghitungPeringkasan & Penyaringan
Keorganisasian ada banyak transaksi & peristiwa-peristiwa yg merupakan
informasi dalam pengambilan keputusan. 9
10. Reduksi Data Tingkat peringkasan penyaringan keorganisasian tergantung pada tingkat
pengambil keputusan misalnya :DIREKTUR : meringkas penjualan dgn total
penjualan perdaerah MANAGER PENJUALAN : meringkas penjualan berdasarkan masing
– masing wiraniaga dan berdasarkan produkContoh : Sikap pelanggan yg diterima
wiraniaga, perubahan kebijakan agen-agen & kondisi keuangan para pensuplai.
Pesan-pesan ini diringkas dalam berbagai cara dalam perjalanannya menuju puncak
organisasi. Efisiensi komunikasi tergantung pada metode keorganisasian utk
mendapatkan data & saluran komunikasi yg tersedia
Peringkasan dan Penyaringan keorganisasian
Sistem perakunan mengelompokkan dan memampatkan data
transaksi yang di bu-
tuhkan untuk tujuan-tujuan perakunan. Tetapi banyak transaksi dan peristiwa lain
mempunyai hubungan (merupakan informasi) untuk pengambilan keputusan. Beberapa
contoh adalah sikap pelanggan yang diterima wiraniaga, perubahan kebijakan agen-agen
pemerintah, dan kondisi keuangan para pensuplai utama. "pesan-pesan ini diringkas dalam
berbagai cara dalam perjalanannya menuju puncak organisasi. Efisiensi komunikasi
tergantung pada metode keorganisasian untuk mendapatkan data dan saluran komunikasi
yang disedikan bagi mereka. Bila tidak ada prosedur resmi untuk menggolongkan,
meringkas, dan menyampaikan pada para pengambil keputusan, maka isyarat-isyarat
dapat tersaing oleh elemen-elemen keorganisasian. Sebagai contoh, keluhan pelanggan
alas taktik wiraniaga dalai i sebuah distrik penjualan dapat dihambat oleh manajer penjualan
distrik yang tidak ingin kritik tersebut menyerangnya dan mungkin menganggap dapat mengatasi sendiri situasi tersebut.
tuhkan untuk tujuan-tujuan perakunan. Tetapi banyak transaksi dan peristiwa lain
mempunyai hubungan (merupakan informasi) untuk pengambilan keputusan. Beberapa
contoh adalah sikap pelanggan yang diterima wiraniaga, perubahan kebijakan agen-agen
pemerintah, dan kondisi keuangan para pensuplai utama. "pesan-pesan ini diringkas dalam
berbagai cara dalam perjalanannya menuju puncak organisasi. Efisiensi komunikasi
tergantung pada metode keorganisasian untuk mendapatkan data dan saluran komunikasi
yang disedikan bagi mereka. Bila tidak ada prosedur resmi untuk menggolongkan,
meringkas, dan menyampaikan pada para pengambil keputusan, maka isyarat-isyarat
dapat tersaing oleh elemen-elemen keorganisasian. Sebagai contoh, keluhan pelanggan
alas taktik wiraniaga dalai i sebuah distrik penjualan dapat dihambat oleh manajer penjualan
distrik yang tidak ingin kritik tersebut menyerangnya dan mungkin menganggap dapat mengatasi sendiri situasi tersebut.
11. Reduksi DataInferensi (Pengambilan Keputusan ) mereduksi
data dgn cara mengambil keputusan dari seperangkat data & inferens ( bukan
data yg resmi) utk dikomunikasikan dalam organisasiContoh pesan inferensi :
Dugaan peranan lembaga antirust dalam merger pada periode mendatang. Data ini
tidak memiliki kepastian, tetapi penerima inferensi mengandalkan data ini. 11
12. Mutu INFORMASI Mengukur kualitas dari informasi, bisa
dilihat dari 3 pilar yang harus diperhatikan: Akurat Informasi dikatakan akurat
yaitu informasi harus jelas mencerminkan maksud yang disampaikan dan harus
bebas dari kesalahan-kesalahan serta tidak bias atau menyesatkan. Tepat Waktu
Informasi yang dikirimkan dan sampai kepada penerima informasi haruslah tepat
waktu dan tidak boleh terlambat. Relevan Informasi dikatakan relevan apabila
informas itsb harus bermanfaat bagi si penerima informasi. Relevansi informasi
yang diterima oleh masing-masing penerima sangatlah berbeda-beda. 12
13. Mutu INFORMASI Nilai dari suatu informasi ditentukan
dari 2 hal, yaitu: 1. Manfaat Informasi 2. Biaya mendapatkan informasi
Dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dgn biaya mendapatkannya.
Informasi tidak dapat ditaksir keuntungannya dgn nilai uang, akan tetapi dapat
ditaksir dengan nilai efektivitasnya. Pengukuran nilai informasi biasanya
dihubungkan dgn analisis Cost Effectiveness atau Cost Benefit. 13
14. Sumber – Sumber Kesalahan• Metode pengukuran &
pengumpulan data yg salah• Tidak mengikuti prosedur pengolahan yg benar• Data
hilang atau tidak terolah• Kesalahan batas atau mengkoreksi data• File historis
/ induk yg salah• Kesalahan dalam prosedur pengolahan (salah program)• Kesalahan
yg disengaja 14
15. Sumber – Sumber KesalahanKesalahan-kesalahan tersebut
dapat diatasi dgn :• Pengendalian intern utk mengatasi kesalahan• Audit intern
dan ekstern• Menambahkan batas-batas kepercayaan pada data• Instruksi pemakai
dalam prosedur pengukuran & pengolahan agar pemakai dapat menilai kesalahan
yg mungkin terjadi
PENERAPAN KONSEP INFORMASI PADA RANCANGAN SISTEM INFORMASI
Bab
ini telah memberikan garis besar konsep informasi dalam teori informasi,
reduksi data, mutu infornlasi, dan usia informasi. Bagian ini meringkaskan
penerapan semua konsep ini ke dalam perancangan sistem informasi.
Maternatika
teori informasi telah diterapkan dalam perancangan sistem
komunikasi. Matematika tidak dipakai dalam lingkungan sistem inforniasi
manajemen yang lebih rumit, tetapi ada beberapa pandangan diberikan teori
tersebut:
1.
Informasi mempunyai nilai kejutan.
2.
Informasi mengurangi keraguan.
3.
Adanya infonnasi karena pilihan.
4.
Tidak semua data yang dikomunikasikan mempunyai nilai infornlasi.
5.
Sifat redundan bennanfaat untuk mengendalikan kesalahan komunikasi.
Model
dasar sistem kornunikasi dalarn teori infonnasi lebih rumit bila manusia
diikutsertakan. Manusia adalah sistem yang dapat menyesuaikan diri dalam menuju sasaran.
Karena itu lehih sulit diterangkan daripada sebuah sistem komunikasi perangkat keras.
diikutsertakan. Manusia adalah sistem yang dapat menyesuaikan diri dalam menuju sasaran.
Karena itu lehih sulit diterangkan daripada sebuah sistem komunikasi perangkat keras.
Penyebab Kesalahan Informasi
Menurut Gordon B. Davis, kesalahan informasi adalah
antara lain disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
1.
Metode pengumpulan dan
pengukuran data yang tidak tepat.
2.
Tidak dapat mengikuti
prosedur pengolahan yang benar.
3.
Hilang/ tidak
terolahnya sebagian data.
4.
Pemeriksaan/
pencatatan data yang salah.
5.
Dokumen induk yang salah.
6.
Kesalahan dalam
prosedur pengolahan (misal : kesalahan program aplikasi komputer yang digunakan).
7.
Kesalahan yang
dilakukan secara sengaja.
Cara Mengatasi Kesalahan Informasi
Penyebab
kesalahan tersebut dapat diatasi dengan cara-cara sebagai berikut:
1.
Kontrol
sistem untuk menemukan
kesalahan.
2.
Pemeriksaan internal
dan eksternal.
3.
Penambahan batas
ketelitian data.
4.
Instruksi dari pemakai
yang terprogram secara baik dan dapat menilai adanya kesalahan-kesalahan yang
mungkin terjadi.
No comments:
Post a Comment