Thursday 28 November 2013

07. Topik: Perencanaan Pembelajaran Judul: Rencana Awal dalam Menyusun suatu Kelompok Belajar siswa SMA

Bab II. PERENCANAAN

Topik: Perencanaan Pembelajaran
Judul: Rencana Awal dalam menyusun suatu kelompok belajar siswa SMA

Hal pertama yang harus dilakukan dalam membuat kelompok belajar siswa, yaitu:
1. Mengajak teman-teman dikelas untuk ikut dalam kelompok belajar
2. Kemudian setelah mengajak teman, memilih materi yang akan di diskusikan bersama
3. Setelah memilih materi, mengusulkan tempat berlangsungnya pembelajaran
4. Setelah itu atur waktu dan tempat yang sudah pasti, usahakan tempat untuk belajar bersama tidak terlaru ramai agar dapat berkonsentrasi dalam menyimak setiap materi yang sedang dipelajari

Dalam menyusun kelompok belajar siswa SMA khususnya, sama seperti dengan menyusun kelompok belajar pada umumnya yaitu mempunyai anggota kelompok, dan memiliki materi apa yang akan didiskusikan bersama.

TEORI

1.Pengertian
Perencanaan adalah proses bantuan atau sasaran yang hendak dicapai dan menetapkan untuk mencapai menetapkan jalan dan sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu seefektif mungkin.[1] Perencanaan merupakan tindakan menetapkan terlebih dahulu apa yang akan dikerjakan, bagaimana mengerjakannya, apa yang harus dikerjakan, dan siapa yang mengerjakannya. Sedangkan menurut pendapat lain, perencanaan adalah suatu proyeksi tentang apa yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan absah dan bernilai. Yang di dalamnya mencakup elemen-elemen sebagai berikut:
1)Mengidentifikasikan dan mendokumentasikan kebutuhan.
2)Menentukan kebutuhan yang perlu diperoleh.
3)Spesifikasi rinci hasil yang dicapai tiap kebutuhan yang diprioritaskan.
4)Identifikasi strategi alternatif yang mungkin dan alat untuk melengkapi setiap persyaratan dalam mencapai tiap kebutuhan, termasuk di dalamnya berinci keuntungan dan kerugian tiap strategi dan alat yang dipakai.

Dengan demikian perencanaan berkaitan dengan penentuan apa yang akan dilakukan. Perencanaan pendahuluan pelaksanaan, mengingat perencanaan merupakan suatu proses untuk menentukan ke mana harus pergi dan mengindetifikasikan persyaratan yang diperlukan dengan cara yang paling efektif dan efisien.
Sedangkan "pembelajaran" adalah suatu kombinasi yang meliputi unsur-unsur manusia, material, fasilitas, kelengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem pengajaran. Pengajaran terdiri dari siswa, guru dan tenaga lainnya. Misalnya tenaga laboratorium, material meliputi buku-buku, papan tulis dan kapur tulis, photografi, slide dan film, audio dan video. Fasilitas dan perlengkapan, terdiri dari ruangan kelas perlengkapan audio visual, juga komputer. Prosedur meliputi jadwal dan metode pencapaian reformasi praktek belajar, ujian dan sebagainya.
Adapun menurut pendapat lain bahwa pembelajaran adalah suatu upaya untuk membelajarkan siswa. Dalam tindak belajar, siswa tidak hanya berinteraksi pola dengan semua sumber yang mungkin dapat digunakan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Pembelajaran merupakan totalitas aktifitas, belajar mengajar yang diawali dengan perencanaan dan diakhiri dengan evaluasi, secara lebih jelas dapat dilakukan, pembelajaran sebagai kegiatan yang mencakup semua secara langsung, dimaksudkan untuk mencapai tujuan khusus pembelajaran (menentukan entry behavior peserta didik, menyusun perencanaan pelajaran, memberikan informasi, bertanya, menilai dan sebagainya).
2.      Fungsi
Secara garis besar, perencanaan berfungsi sebagai berikut:
a.       Memberi guru pemahaman yang lebih luas tentang tujuan pendidikan sekolah dan hubungan dengan pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan itu.
b.      Membantu guru memperjelas pemikiran tentang sumbangan pengajarannya terhadap pencapaian tujuan pendidikan.
c.       Menambah keyakinan guru atas nilai-nilai pengajaran yang diberikan dan prosedur yang diberikan.
d.      Membantu guru dalam rangka mengenal kebutuhan-kebutuhan murid, minat-minat murid dan mendorong motivasi belajar.
e.       Mengurangi kegiatan yang bersifat trial dan error dalam mengajar dengan adanya organisasi kurikuler yang lebih baik, metode yang tepat dan hemat waktu.
f.       Murid-murid akan menghormati guru yang dengan sungguh-sungguh mempersiapkan diri untuk mengajar sesuai dengan harap-harap mereka.
g.      Memberikan kesempatan bagi guru untuk memajukan pribadinya dan perkembangan profesional.
h.      Membantu guru memilih perasaan percaya diri sendiri dan jaminan atas diri sendiri.[6].
Sedangkan Zuhairini mengemukakan bahwa perencanaan pengajaran berfungsi sebagai pedoman dalam menyelenggarakan pelajaran dasar, untuk penilaian dan untuk penegasan pelaksanaan pelajaran. [7]
3.      Manfaat
Sebuah usaha dapat dikatakan berhasil bila semua pihak yang ikut dalam usaha itu memperoleh manfaat. Misalnya, dalam suatu perusahaan pemilik perusahaan memperoleh keuntungan pelanggan puas dengan harga dan mutu barang atau jasa yang ditawarkan, dan karyawan memperoleh gaji yang cukup dan bangga akan hasil kerjanya.
Demikian pula halnya dengan orang-orang yang terlibat dalam sebuah program pembelajaran, maka dalam suatu program sekurang-kurangnya dapat  memberi manfaat kepada administrator atau pengelola program perencanaan pembelajaran (guru atau dosen). Dan siswa masing-masing manfaat tersebut akan dijelaskan di bawah ini:
a.       Bagi administrator atau pengelola program harus membuktikan bahwa program yang dilaksanakan merupakan proses belajar mengajar yang efektif dan efisien dalam biaya yang wajar dan dapat diterima.
b.      Bagi perencanaan pembelajaran (guru atau dosen) harus membuktikan bahwa program yang direncanakannya memuaskan. Indicator adalah mencapai semua tujuan program oleh dalam batas waktu yang tepat.
c.       Bagi siswa harus diyakinkan bahwa mereka akan mendapatkan pengamalan belajar yang menyenangkan dan memuaskan.[8]
4.      Macam-macam Perencanaan Pembelajaran
a.       Perencanaan menurut luas jangkauan.
Jenis perencanaan pembelajaran menurut luas jangkauan dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
1)      Perencanaan makro
Perencanaan makro adalah perencanaan yang menetapkan kebijakan-kebijakan yang akan ditempuh, tujuan-tujuan yang ingin dicapai dan cara-cara mencapai tujuan itu pada tingkat nasional. Rencana ini biasanya mengikuti rencana dalam bidang ekonomi dan sosial.[9]
Dipandang dari sudut perencanaan makro, tujuan yang harus dicapai negara khususnya dalam bidang peningkatan SDM dalam pengembangan sistem pendidikan untuk menghasilkan tenaga yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan. Sedangkan menurut kualifikasi harus dapat menghasilkan tenaga yang kreatif dan terampil yang sesuai dengan bidangnya dan berjiwa Pancasila.
Untuk melaksanakan fungsi perencanaan makro hendaknya strategi pendidikannya harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a)      Tujuan pendidikan nasional telah dirumuskan dengan jelas tujuan ini dijabarkan agar lebih spesifik.
b)      Pemerintah mempunyai wewenang utama dalam pengambilan keputusan, dan menciptakan mekanisme kerja yang efektif.
c)      Sumber pembiayaan harus dimobilisasikan dari sektor yang ada.
d)     Prioritas harus disusun, baik yang berkenaan dengan bentuk tingkatan dan jenis pendidikan.
e)      Alokasi biaya harus disediakan menurut prioritas yang telah ditetapkan.
f)       Penilaian yang berkesinambungan harus selalu dilaksanakan dan program direvisi berdasarkan penilaian itu.
g)      Pelaksanaan pendidikan mendapat latihan sesuai dengan tugas yang akan dikerjakannya.
2)      Perencanaan Meso
Kebijakan yang ditetapkan dalam perencanaan makro kemudian dijabarkan lebih rinci ke dalam program-program dalam dimensi yang lebih kecil pada tingkat ini. Perencanaan sudah lebih bersifat rasional disesuaikan dengan keadaan daerah, departemen atau unit-unit.[10]
3)      Perencanaan mikro
Perencanaan mikro diartikan sebagai perencanaan tingkat institusional dan merupakan penjabaran dari perencanaan tingkat meso. Kekhususan-kekhususan dari lembaga mendapat perhatian. Namun tidak boleh bertentangan dengan apa yang telah ditetapkan dalam perencanaan makro ataupun meso. Contoh perencana mikro, yaitu kegiatan belajar mengajar.[11]
b.      Perencanaan menurut tingkatannya
Jenis perencanaan menurut tingkatannya dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
1)      Perencanaan strategis
Perencanaan strategis yaitu perencanaan yang berkaitan dengan penetapan tujuan. Pengalokasian sumber-sumber dalam mencapai tujuan dan kebijakan yang dipakai sebagai pedoman. Perencanaan jenis ini sering juga disebut perencanaan tingkat normatif, karena keputusan yang dibuat tidak didasarkan pada data-data statistik, melainkan juga pertimbangan para perencana.
2)      Perencanaan manajerial
Perencanaan manajerial, yaitu perencanaan yang ditujukan untuk mengarahkan proses pelaksanaan agar tujuan dapat dicapai secara efektif dan efisien. Perencanaan lebih rinci dan menggunakan data statistik. Meskipun dalam beberapa hal masih menggunakan pertimbangan akal sehat.
3)      Perencanaan operasional
Perencanaan ini lebih memusatkan pada apa yang akan dikerjakan pada tingkat pelaksanaan, dikerjakan pada tingkat perencanaan di lapangan dari rencana manajerial. Perencanaan ini bersifat dan berfungsi memberi petunjuk konkrit tentang pelaksanaan suatu proyek atau program. Baik tentang aturan, prosedur, dan ketentuan-ketentuan lain yang telah ditetapkan.[12]
Perencanaan ini tidak banyak membutuhkan pertimbangan-pertimbangan individual. Karena sebagian besar didasarkan pada data kuantitatif yang dapat diukur.
c.       Perencanaan menurut waktu
Berdasarkan kriteria waktu, ada tiga macam perencanaan, yaitu: perencanaan jangka panjang, perencanaan jangka menengah, dan perencanaan jangka pendek. Dalam menyusun sebuah rencana perlu terlebih dahulu ditetapkan apakah yang disusun sehingga langkah-langkah kegiatan dapat tersusun dan tujuan kegiatan tercapai sesuai dengan yang diharapkan.
1)      Perencanaan jangka panjang
Perencanaan jangka panjang biasanya mempunyai jangka waktu 10 s/d 25 tahun. Karena begitu panjangnya siklus perencanaan. Maka perencana yang panjang memuat rencana-rencana yang bersifat umum, global, belum teliti.
Perencanaan jangka panjang bersifat perspektif, yaitu memberikan arah yang jelas bagi perencanaan yang berjangka waktu lebih pendek. Perencanaan jangka panjang masih perlu dijabarkan lagi menjadi jangka menengah dan seterusnya dijabarkan menjadi perencanaan jangka pendek.
2)      Perencanaan jangka menengah
Perencanaan jangka menengah yaitu rencana yang mencakup antara 4-10 tahun. Perencanaan jangka menengah disusun berdasarkan perencanaan pendek. Repelita tergolong jenis perencanaan jangka menengah yang kemudian dijabarkan ke dalam perencanaan tahunan yaitu perencanaan jangka pendek yang bersifat operasional.
3)      Perencanaan jangka pendek
Perencanaan jangka pendek yaitu yang mencakup kurun waktu antara 1-3 tahun dan merupakan jabaran dari rencana jangka panjang dan jangka pendek. Salah satu perencanaan jangka pendek yang sering kita temui adalah perencanaan tahunan. Perencanaan tahunan atau juga disebut perencanaan operasional di negara kita ini pada prakteknya merupakan siklus yang selalu berulang setiap tahun.

No comments:

Post a Comment