Topik: Perencanaan Wilayah
Judul: Jokowi Siapkan Permukiman Layak di
Jakarta
Pembangunan kampung deret di Jakarta. (foto-detikcom)
Jakarta - Ketersediaan permukiman layak huni di Jakarta hingga kini masih sangat terbatas. Akibat gencarnya arus urbanisasi, kota seluas 662,33 kilometer persegi itu kini banyak bermunculan perkampungan kumuh.
Data Badan Pusat Statistik menyebut, hingga tahun 2011 lalu masih ada 392 rukun warga dengan luas 3119,16 hektar wilayah di Jakarta masuk kategori kumuh.
Kepala Seksi Perencanaan Perumahan Dinas Perumahan dan Gedung DKI Jakarta, Romel Pasaribu mengatakan, ada 4 kriteria yang masuk dalam lingkungan layak huni.
Yakni, tersedianya fasilitas air, listrik serta lingkungan yang bersih dan sehat. "Idealnya, kalau dalam perencanaan kami itu, satu rumahnya dihuni 4 orang," kata Romel kepada detikcom, Kamis (7/11) lalu.
Ada dua alternatif yang bisa dilakukan Pemerintah Provinsi Jakarta untuk membangun permukiman layak huni, yaitu rumah susun dan kampung deret.
Menurut Romel pemerintah provinsi DKI Jakarta akan lebih memprioritaskan pembangunan kampung deret di wilayah permukiman padat penduduk
"Ini kampung deret, jadi kan uang pemerintah daerah itu terbatas, kami idealnya kan peremajaan, bangun rumah susun itu cukup berat, uang terbatas, tak sanggup, bangun rusun juga butuh waktu yg lama. Nah pak Jokowi (Gubernur Joko Widodo) punya program kampung deret," kata Romel.
Rencananya, ada 26 lokasi di Jakarta yang akan dibangun kampung deret. Jakarta Pusat 10 lokasi, Jakarta Utara 6 lokasi, Jakarta Barat 3 lokasi, Jakarta Selatan 3 lokasi dan Jakarta Timur 4 lokasi.
Untuk penempatannya, kata Romel, dibagi menjadi tiga kategori. Warga yang tinggal di kawasan kumuh berat atau di daerah baru akan ditempatkan ke rumah susun. Sedangkan kawasan kumuh sedang dan ringan akan dibangun kampung deret.
"Sebenarnya rusun itu untuk kumuh berat, masuk ke rusun atau di daerah baru itu stok rusun. Tapi kumuh sedang dan ringan itu hanya perbaikan saja, masuk ke kampung deret,"
Alternatif lain selain rusun dan kampung deret adalah perbaikan sarana infrastruktur seperti saluran dan jalan.
"Kan gak hanya sekedar rumah, ada perbaikan sarana infrastruktur, saluran, jalan. Jadi jangan sekadar rumahnya aja yang bagus tapi lingkungannya jelek,” kata Romel.
Pengamat perkotaan Yayat Supriyatna mengatakan, selama ini pemerintah provinsi kesulitan memindahkan warga yang tinggal di permukiman kumuh ke rumah susun. Akibatnya beberapa rumah susun yang dibangun pada zaman Gubernue Fauzi Bowo kosong.
Hanya dia tidak mau menyebut bahwa program pengadaan hunian layak berupa rumah susun pada kepemimpinan Fauzi Bowo gagal. "Bukan gagal, tapi tidak mau repot,” kata Yayat kepada detikcom.
Dia mengapresiasi langkah Gubernur Jokowi yang membuat terobosan agar warga mau pindah ke rumah susun. Antara lain dengan menggratiskan rumah susun selama 3 bulan, memberi televisi, kulkas.
“Itu artinya apa, 'nguwongke'. Jangan sampai sudah miskin, digusur, ditelantarkan. Kalau dimanusiakan tidak ada orang yang berontak," kata Yayat.
A. Definisi Perencanaan Wilayah
Perencanaan wilayah adalah mengetahui dan menganalisis kondisi saat ini, meramalkan perkembangan berbagai faktor non-controllable yang relevan, memperkirakan faktor-faktor pembatas, menetapkan tujuan dan sasaran yang diperkirakan dapat dicapai, menetapkan langkah-langkah untuk mencapai tujuan tersebut serta menetapkan lokasi dari berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan (Robinson Tarigan, 2005).
Perencanaan merupakan bagian dari pengambilan keputusan, yaitu memilih tindakan untuk menyelesaikan permasalahan.
PENTINGNYA PERENCANAAN WILAYAH
Perencanaan berkaitan dengan faktor sumber daya yang terbatas untuk dimanfaatkan hasilnya secara optimal sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Pentingnya perencanaan wilayah dikuatkan oleh beberapa faktor yang dikemukakan sebagai berikut:
1.Potensi wilayah terbatas, kemungkinan tidak dapat diperbanyak atau diperbaharui lagi.
2.Kemampuan teknologi dan cepatnya perubahan dalam kehidupan manusia.
3.Kesalahan perencanaan yang sudah dieksekusi di lapangan sering tidak dapat diubah atau diperbaiki kembali. Misal: penggunaan lahan yagn tidak terencana atau salah dalam perencanaan.
4.Lahan dibutuhkan oleh setiap manusia untuk menopang kehidupannya. Disisi lain kemampuan manusia untuk mendapatkan lahan tidak sama sehingga penggunaan atau kepemilikan lahan tidak dapat sepenuhnya diserahkan pada mekanisme pasar.
5.Tatanan wilayah sekaligus menggambarkan kepribadian masyarakat, dimana kedua hal tersebut saling mempengaruhi.
6.Potensi wilayah sebagai aset yang harus dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat secara lestari, berkelanjutan.
Tujuan dan Manfaat Perencanaan Wilayah
Tujuan perencanaan wilayah adalah menciptakan kehidupan yang efisien, nyaman serta lestari dan pada tahap akhirnya menghasilkan rencana yang menetapkan lokasi dari berbagai kegiatan yang direncanakan, baik oleh pemerintah maupun swasta. Lokasi yang dipilih memberikan efisiensi dan kelestarian lingkungan paling maksimal setelah memperhatikan benturan kepentingan dari berbagai pihak.
Sifat perencanaan yang sekaligus menunjukkan manfaatnya adalah:
a. Perencanaan wilayah haruslah dapat menggambarkan proyeksi berbagai kegiatan ekonomi dan penggunaan lahan pada wilayah di masa yang akan datang. Sejak awal dapat dilihat arah lokasi yang disiapkan untuk dibangun dan yang dijadikan sebagai wilayah penyangga. Hal ini berarti sejak awal sudah dapat diantisipasi dampak positif dan negatif dari perubahan dan dipikirkan langkah-langkah yang ditempuh untuk mengurangi dampak negatif dan mengoptimalkan dampak positif.
b. Panduan bagi pelaku ekonomi untuk memilih kegiatan yang perlu dikembangkan dan lokasi yang memungkinkan di masa akan datang. Hal ini mempercepat proses pembangunan karena investor mendapat kepastian hukum lokasi usaha dan menghindarkan benturan kepentingan.
c. Acuan bagi pemerintah untuk mengendalikan arah pertumbuhan ekonomi dan arah penggunaan lahan.
d. Landasan bagi rencana-rencana lain yang lebih sempit dan lebih detil. Misal: perencanaan sektoral dan perencanaan prasarana.
e. Menjamin keserasian spasial, keselarasan antar sektor, optimalisasi investasi, terciptanya efisiensi dalam kehidupandan menjamin kelestarian lingkungan.
Perencanaan wilayah diusahakan mencapai sasaran-sasaran tersebut secara maksimal berdasarkan hambatan dan keterbatasan yang ada.
RUANG LINGKUP PERENCANAAN PEMBANGUNAN WILAYAH
Perencanaan wilayah adalah perencanaan penggunaan ruang wilayah (tertuang dalam perencanaan tata ruang wilayah) dan perencanaan aktivitas pada ruang wilayah (tertuang dalam rencana pembangunan wilayah).
Perencanaan wilayah sebaiknya dimulai dengan penetapan visi dan misi wilayah. Visi adalah cita-cita tentang masa depan wilayah yang diinginkan. Visi seringkali bersifat abstrak tetapi ingin menciptakan ciri khas wilayah yang ideal. Misi adalah kondisi antara atau suatu tahapan untuk mencapai visi tersebut. Misi merupakan kondisi ideal setingkat dibawah visi tetapi lebih realistik untuk mencapainya.
Dalam kondisi ideal, perencanaan wilayah sebaiknya dimulai setelah rencana tata ruang wilayah (RTRW) tersusun, karena RTRW merupakan landasan sekaligus sasaran perencanaan pembangunan wilayah. Perencanaan pembangunan wilayah sebaiknya menggunakan dua pendekatan yaitu pendekatan sektoral dan pendekatan regional.
LANGKAH-LANGKAH PERENCANAAN WILAYAH
Glasson (1974) menyatakan bahwa ‘perencanaan dalam artian umum adalah menyangkut serangkaian tindakan yang ditujukan untuk memecahkan persoalan di masa depan’. Glasson kemudian menetapkan urutan langkah-langkah perencanaan sebagai berikut:
1. The identification of the problem.
2. The formulation of general goals and more specific and measureable objectives relating to the problem.
3. The odentification of possible constraints.
4. Projection of the future situation.
5. The generation and evaluation of alternative cources of action, and the production of a preffered plan, which in generic form may include any policy statement or strategy as well as a definitive plan.
Langkah yang dikemukakan Glasson ini harus diperluas untuk kebutuhan perencanaan di Indonesia. Perencanaan wilayah di Indonesia setidaknya memerlukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Gambaran kondisi saat ini dan identifikasi persoalan. Diperlukan kegiatan pengumpulan data, baik data primer maupun sekunder.
2. Tetapkan visi, misi dan tujuan umum. Dimana hal yang tercakup didalamnya harus merupakan kesepakatan bersama sejak awal.
3. Identifikasi pembatas dan kendala yang sudah ada saat ini maupun diperkirakan akan muncul pada masa akan datang.
4. Proyeksikan berbagai variabel terkait, baik bersifat controllable (dapat dikendalikan) maupun non-controllable (di luar jangkauan pengendalian pihak perencana).
5. Tetapkan sasaran yang diperkirakan dapat dicapai dalam kurun waktu tertentu, yaitu berupa tujuan yang dapat diukur.
6. Mencari dan mengevaluasi alternatif untuk mencapai sasaran. Perlu diperhatikan keterbatasan dan faktor produksi yang tersedia.
7. Memilih alternatif terbaik, termasuk menentukan berbagai kegiatan pendukung.
8. Menetapkan lokasi dari berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan.
9. Menyusun kebijakan dan strategi agar kegiatan pada tiap lokasi berjalan sesuai yang diharapkan.
No comments:
Post a Comment