Wednesday 18 November 2015

03. Tugas Softskill Proses Transaksi UKM Toko Baju "Aura Fashion"

NAMA       : RIZCA SAFITRI AFIANTI
KELAS      : 3DB06
NPM          : 37113885
TUGAS     : Proses Transaksi UKM


PROSES TRANSAKSI UKM TOKO BAJU “AURA FASHION”


·        Definisi UKM
UKM (Usaha Kecil dan Menengah) adalah sebuah istilah yang mengacu ke jenis usaha kecil yang kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Dan usaha yang berdiri sendiri. Menurut keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998 pengertian Usaha Kecil adalah: “Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat”.

·        Kriteria UKM menurut UU no. 9 tahun 1995 adalah sebagai berikut:

1.      Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- (Dua Ratus Juta Rupiah) tidak termasuk tanah dan bagunan tempat usaha.
2.      Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (Satu Miliar Rupiah)
3.      Milik Warga Negara Indonesia
4.      Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang tidak dimilki, dikuasai atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar
5.      Berbentuk usaha orang perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hokum atau badan usaha yang berbadan hukum termasuk koperasi.

·        Kelebihan dan Kekurangan UKM:
-         Kelebihan:
1.     Fleksibilitas Operasional
2.     Kecepatan Inovasi
3.     Struktur Biaya Rendah
4.     Kemampuan focus di Sektor yang Spesifik
-         Kelemahan:
1.      Sempitnya Waktu untuk Melengkapi Kebutuhan
2.      Kontrol Ketat atas Anggaran dan Pembiayaan
3.      Kurangnya Tenaga Ahli


·        Bisnis UKM Bidang Fashion
Usaha UKM bidang fashion atau pakaian hampir sama dengan usaha kuliner, usaha yang satu ini tidak ada matinya, bahkan memiliki prospek yang terus meningkat disetiap tahunnya. Pakaian merupakan kebutuhan pokok setiap manusia dan saat ini manusia menginginkan model pakaian yang beraneka ragam. Contoh usaha UKM dalam bidang fashion cukup banyak seperti membuka toko pakaian, membuka distro yang mejual pakaian khusus anak muda, took batik, baju muslim dan lain sebagainya. Namun apabila anda memiliki modal yang pas-pasan tidak perlu takut untuk memulai usaha UKM fashion ini, karena saat ini sudah banyak supplier fashion yang menawarkan penjualan dengan system reseller dan dropship.

·        Definisi Proses Transaksi Akuntansi
Proses Akuntansi adalah serangkaian kegiatan yang diawali dengan transaksi berakhir dengan penutupan buku. Berakhirnya seluruh proses pencatatan pada periode tertentu. Karena proses ini diulang setiap periode pelaporan, ini disebut sebagai siklus akuntansi dan mencakup langkah-langkah utama, yaitu:
1.      Tahap Pencatatan dan Penggolongan
a.       Penyusunan atau pembuatan bukti-bukti pembukuan atau bukti transaksi, baik transaksi internal maupun transaksi eksternal
b.      Pencatatan ke dalam jurnal, baik jurnal umum maupun jurnal khusus
c.       Posting atau pencatatan ke buku besar
2.      Tahap Pengikhtisaran/Peringkasan
a.       Penyusunan neraca saldo
b.      Penyusunan jurnal penyesuaian
c.       Pembuatan jurnal penutup
d.      Pembuatan neraca saldo setelah penutupan
e.       Penyusunan jurnal pembalik
3.      Tahap Pelaporan dan Penganalisaan
a.       Penyusunan laporan keuangan
b.      Pembuatan analisa laporan keuangan




UKM TOKO BAJU “AURA FASHION”

BIOGRAFI
Nama Pemilik  : Endang Heryanti dan Mardiyati
Umur               : 45tahun dan 50tahun
Lokasi Toko    : Blok M Square lt. 1, Jakarta Selatan
Tahun Berdiri  : 2009
Nama Toko     : Aura Fashion

SEJARAH
Sebelum berdirinya usaha ini, Ibu Endang berprofesi sebagai Ibu Rumah Tangga biasa. Kemudian kakak kandung dari Ibu Endang yaitu Ibu Mardiyati mengajak kerja sama untuk menanam modal bersama sebesar 430 juta rupiah (400 juta untuk membeli kios dan 30 juta untuk modal awal membeli pakaian) pada tahun 2009 untuk membuka Toko Baju. Alasan mengapa membuka toko baju karena memiliki prospek yang terus meningkat disetiap tahunnya. Pakaian merupakan kebutuhan pokok setiap manusia dan saat ini manusia menginginkan model pakaian yang beraneka ragam. Atas kesabaran dan ketekunan Ibu Endang dan Ibu Mardiyati dalam menjalankan usaha, usaha toko baju milik Ibu Endang dan Ibu Mardiyati berjalan lancar hingga berjalan hingga sekarang. Kurang lebih sudah berjalan 6 tahun dari pertama berdirinya Aura Fashion ini. Nama Aura Fashion dipakai sebagai nama Toko karena mengambil nama dari cucu Ibu Mardiyati yang bernama Aura.


Gambar diatas adalah Toko Aura Fashion yang berlokasi di Mall Blok M Square lantai 1 Jakarta Selatan, telah berdiri dari 5 tahun yang lalu dan sekarang berjalan 6 tahun. Kegiatan dari toko ini yaitu menjual berbagai macam jenis pakaian mulai dari blues atau atasan hingga langsungan khusus wanita mulai dari remaja hingga dewasa.

PRODUK-PRODUK YANG DIJUAL
Produk yang dijual oleh usaha ini yaitu:
1.      Berbagai macam jenis blues, tunik, gamis ukuran M, L, XL
2.      Berbagai macam jenis celana panjang, celana kulot ukuran L, XL, 2L

WAKTU PENJUALAN
Toko Aura Fashion buka setiap hari mulai pukul 10.00 s/d 20.00 WIB.

PORSI PENJUALAN
Dalam sehari, usaha dari Ibu Endang dapat menjual produknya sebanyak kurang lebih untuk blues 10 piece dan celana kurang lebih 5 piece.

BUDGET PEMBELIAN PRODUK
Dalam usaha Toko Aura Fashion yang dijalankan oleh Ibu Endang dan Ibu Mardiyanti dalam pembelian produk untuk dijual kembali tergantung dari stok barang dagang pada toko. Biasanya rutin membeli produk setiap satu-dua minggu sekali dengan budget 10 juta untuk 10 jenis/merk pakaian.

HARGA JUAL
Harga jual perpotong baju yaitu Rp. 150.000,- s/d Rp. 250.000,-
Harga jual perpotong celana yaitu Rp. 125.000,-

PEMASARAN
Ibu Endang didalam memasarkan produknya dengan cara menjual secara langsung ditoko, tidak melalui media online.

SEGMEN PASAR
Supplierà Pemilik Usahaà Konsumen (individual)
Ibu Endang dan Ibu Mardiyanti membeli produk secara langsung ke Supplier langganan didaerah Tanah Abang. Dan menjualnya kembali kepada konsumen.

SISTEM PENJUALAN
Cara jual pakaian di Toko Aura Fashion yaitu secara tunai atau cash, ada uang-ada barang.

MODAL USAHA AWAL
-         Modal awal untuk kios                 : Rp. 400.000.000,-
-         Modal awal untuk pakaian            : Rp. 30.000.000,-

PENGHASILAN
Usaha Ibu Endang dan Ibu Mardiyati dapat meraih laba sebesar 80-90 juta perbulan. 80-90 juta masih laba kotor. Dikurangi biaya modal sebesar 40 juta, sewa kios sebesar 3 juta, gaji satu orang karyawan sebesar 1 juta (belum termasuk bonus, anggap bonus 1,2 juta perbulan) dan 800ribu untuk service cash yaitu kebersihan dan listrik. Jika di akumulasikan laba bersih yang diperoleh sebesar 36 juta perbulan dengan keutungan atau laba perhari sebesar kurang lebih 3 juta.

GAJI KARYAWAN
Toko Aura memiliki 1 orang karyawan tetap dengan gaji Rp. 1.000.000,- perbulan. Belum termasuk bonus penjualan tiap 1 piece pakaian akan mendapat bonus sebesar Rp. 5.000,-

PROSES TRANSAKSI

Proses transaksi di usaha milik Ibu Endang dan Ibu Mardiyanti yaitu secara proses transaksi akuntansi dimasukan ke dalam pembukuan yang berisi modal awal, data pembelian bahan, pendapatan, piutang (bila ada), hutang dagang (bila ada), pengeluaran, laba dan rugi (bila ada). Pendapatan dicatat dengan buku biasa oleh karyawan dalam pembukuan setiap terjadi transaksi jual-beli yang berisi tanggal penjualan, jenis atau merk pakaian serta harga lalu dilaporkan kepada pemilik usaha setiap harinya dan pemilik usaha akan mencatat didalam pembukuan lebih lanjut secara terperinci.

Saturday 17 October 2015

Tugas 1 Softskill Menganalisa Sistem Perusahaan Bakrie Group menggunakan Analisis SWOT


Nama : Rizca Safitri Afianti
NPM  : 37113885
Kelas  : 3DB06


TUGAS SOFTSKILL 1 ANALISIS SISTEM PERUSAHAAN



“Menganalisa Sistem Perusahaan Bakrie Group menggunakan Analisis SWOT”

Bakrie merupakan salah satu Perusahaan yang terkemuka di Indonesia, dalam tujuh sektor industri meliputi: 1. Pertambangan Batu Bara-PT Bumi Resources, 2. Agribisnis-PT Bakrie Sumatra Plantations, 3. Minyak dan Gas-PT Energi Mega Persada, 4. Telekomunikasi-PT Bakrie Telecom, 5. Properti-PT Bakrieland Development, 6. Logam-PT Bakrie Metal Industries dan 7. Infrastruktur-PT Bakrie Indo Infrastructure. Ketujuh sektor industri tersebut dapat dimanfaatkan oleh Bakrie Group dalam meningkatkan profitabilitas dan reputasi perusahaan dikancah Nasional maupun Internasional.
Citra Achmad Bakrie sebagai founding father Bakrie Group sangat potensial untuk dimanfaatkan oleh Bakrie Group. Expose public terhadap Achmad Bakrie memang tidak sebesar Aburizal Bakrie. Namun, filosofi-filosofi Achmad Bakrie seperti “Setiap rupiah yang dihasilkan Bakrie, harus dapat bermanfaat bagi orang banyak”, cukup mengakar dalam benak masyarakat Indonesia. Citra positif pada filosofi Bakrie Group ini menjadi “Daya Tarik” dan “Daya Jual” perusahaan dalam melakukan kemitraan strategis dan mendapatkan legitimasi sosial dari masyarakat. Selain itu, nama Bakrie dapat menjadi Trademark sebagai salah satu konglomerasi di Indonesia dan menjadi legacy bagi keluarga Bakrie itu sendiri.
Pada penulisan kali ini saya akan menganalisa Sistem Perusahaan Bakire Group menggunakan Analisis SWOT untuk merumuskan strategi perusahaan serta mengidentifikasi faktor internal dan eksternal dari bisnis perusahaan tersebut.
Definisi SWOT
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai macam faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan Strength dan Opportunity tapi juga dapat meminimalkan Weakness dan Threats. SWOT singkatan dari Strength Weakness Opportunity Threats merupakan faktor-faktor strategis perusahaan yang perlu dianalisis dalam kondisi yang ada pada saat ini. Dalam melakukan analisis SWOT melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis perusahaan untuk mengidentifikasi faktor internal dan eksternal dari bisinis perusahaan tersebut. Kemudian menerapkan identifikasi-identifikasi tersebut ke dalam gambar dan table SWOT.
Cara Melakukan Analisis SWOT

Pertama, melakukan identifikasi dari faktor internal dan eksternal. Kemudian setelah semua faktor teridentifikasi, lakukan pembobotan serta rangking. Caranya sebagai berikut:
1.      Tentukan bobot SWOT, bobot dihitung mulai dari 0.0 (tidak penting) hingga 1.0 (sangat penting). Jumlah bobot untuk Opportunity dan Threats adalah 1.00, sama dengan bobot pada Strength dan Weakness yaitu 1.00
2.      Tentukan rangking, mulai dari angka 1 (dibawah rata-rata), 2 (rata-rata), 3 (diatas rata-rata) dan 4 (sangat baik). Nilai rangking dari Opportunity dan Threats selalu bertolak belakang, misalnya apabila faktor Threat-nya lebih besar maka diberi nilai 4. Hal ini berlaku juga pada nilai Strength dan Weakness.

Pada analisis SWOT, hasil skor yang didapat akan menentukan apakah Opportunity (nilai positif) atau Threats (nilai negative) dan apakah faktor Strength mengungguli(+) Weakness(-), kemudian akan didapat 4 kwadran rekomendasi. Adapun 4 kwadran itu antara lain:
1.      Stability, Strategi WO (Weakness Opportunity)
2.      Growth, Strategi SO (Strength Opportunity)
3.      Diversification, Strategi ST (Strength Threats)
4.      Defence, Strategi WT (Weakness Threats)

Lebih mendetail tentang SWOT dalam menganalisa Bakrie Group adalah sebagai berikut:
a.       Melakukan identifikasi SWOT Faktor Internal (Internal Faktor Analysis Sumamry(IFAS))


STRENGTH
1.      A very big company: sampai saat ini Bakrie Group memiliki kurang lebih 7 kategori usaha dan dibawahi oleh Perusahaan Induk bernama Bakrie & Brothers, diantaranya: 1. Pertambangan Batu Bara-PT Bumi Resources, 2. Agribisnis-PT Bakrie Sumatra Plantations, 3. Minyak dan Gas-PT Energi Mega Persada, 4. Telekomunikasi-PT Bakrie Telecom, 5. Properti-PT Bakrieland Development, 6. Logam-PT Bakrie Metal Industries dan 7. Infrastruktur-PT Bakrie Indo Infrastructure
2.      Popularity of Grup Bakrie’s name: sampai saat diumur yang ke 70 tahun, nama Bakrie sangat popular dan terkenal baik dikalangan masyarakat lokal maupun mancanegara. Khususnya yang menjalin relasi bisnis dengan Group Bakrie. Nama Bakrie dikenalkan ke masyarakat luas dengan cara mengenalkannya lewat berbagai media milik Bakrie Group seperti media televisi (tvOne, ANTV, VIVAnews), media cetak dan media online (website dan social media) dapat dimanfaatkan untuk mengkomunikasikan program-program Bakrie Group secara intensif. Dan juga lewat acara offline seperti memberikan beasiswa kepada pelajar Indonesia, membantu orang yang kesulitan (fakir miskin, anak terlantar, orang jompo) dan lain sebagainnya.
3.      Solid Management : SIM (Sistem Informasi Manajemen / Management Information System) di Group Bakrie sangat solid. Baik dari sumber daya manusianya (SDM) mulai dari karyawan hingga pimpinan manajemen (Leader Management) bersatu-padu untuk mempertahankan eksistensi setiap sendi-sendi bisnins usaha Bakrie agar terus berjalan sesuai dengan SOP (Standart Of Procedure) perusahaan, dan tentunya bisa eksis hingga waktu yang lama.
4.      Earnings Gains (Profit Laba) : Sampai saat ini berdasarkan informasi yang diperoleh melalui website Group Bakrie. Contohnya seperti Bakrie Telecom, Bakrie Sumatera Plantations, Bakrieland, Bumi Resources dan utamanya Bakrie & Brothers. Financial Statement (Laporan Keuangan) tercatat selali mengalami profit laba yang cukup tinggi, alias tidak merugi.

  
WEAKNESS            
1.      Debt: sampai saat ini ganti rugi untuk sebagian besar korban lumpur Sidoarjo atas harta benda mereka yang hilang alias tidak dapat lagi digunakan belum dilunasi sepenuhnya-informasi berdasarkan antaranews.com. hal ini dapat mencoreng nama Bakrie sekaligus menjatuhkan citra Bakrie dimata masyarakat lokal, terlebih berita ini diekspos dibanyak media. Selain hutang kepada korban lumpur sidoarjo, Grup Bakrie memiliki hutang lain yaitu kepada Credit Suisse informasi berdasarkan kontan.co.id dan perusahaan media dari Group Bakrie lainnya yang juga terbelit hutang informasi berdasarkan detik.com. Hutang merupakan hal yang wajar, karena setiap perusahaan besar pastinya akan menagguk hutang yang besar juga selain keuntungan yang besar. Sebaiknya hal ini perlu diselesaikan segera mungkin agar citra Group Bakrie tidak tercoreng.
2.      Outsourcing : Tenaga buruh / pekerja dibeberapa Grup Bakrie sebagian besar melibatkan tenaga kerja yang bersumber / diambil dari Outsourcing (Yayasan penyedia sumber daya manusia untuk dipekerjakan).
3.      Imaging (pencitraan) : pencitraan sangat dibutuhkan bagi setiap perusahaan agar tumbuh dan berkembang dengan pesat. Namun ada kadarnya, karena pencitraan yang berlebihan yang tidak sesuai dengan apa yang terjadi dilapangan tidak sejalan dengan pemberitaan atau pencitraan yang diberitakan akan membuat empati masyarakat terhadat Group Bakrie akan berkurang bahkan dapat mencapai titik terendah.
4.     Negative Reputation : reputasi negative dapat berdampak buruk atas pencitraan Group Bakrie. Contoh seperti hutang kepada korban lumpur Sidoarjo dan hutang lainnya yang belum dilunasi.


b.      Melakukan identifikasi SWOT Faktor Eksternal (Eksternal Faktor Analysis Sumamry(EFAS))

OPPORTUNITIES
1.      Maximize What Bakrie Have: Group Bakrie sebenarnya dapat memaksimalkansemua unit bisnis yang dimiliki. Contoh lewat anak perusahaan Group Bakrie yaitu Bumi Resources dapat menjadiprodusen panel surya karena untuk perusahaan swasta masih jarang memproduksinya. Dan pada anak perusahaan lainnya yaitu Bakrie Telecom dapat mengeluarkan produk yang keluar dari pakem sebelumnya yaitu produk hp CDMA menjadi memproduksi hp GSM dan PC Tablet GSM dan gadget lainnya buatan dalam negeri dengan harga dibawah harga pasaran pada umumnya agar menarik minat konsumen. Intinya memaksimalkan apa yang sudah Group Bakrie miliki untuk meraih pasar yang lain.
2.      Give Help To Exploration What Indonesia Have : berdasarkan sumber republika.co.id bahwa cadangan minyak bumi dan migas yang dimiliki oleh Indonesia mencapai 277 juta barel untuk minyak bumi dan migas sebesar 5.5 triliun kaki kubik. Keduanya tersebar di 50 titik yang belum dikembangkan sama sekali oleh Indonesia. Disini letak peluang untuk Group Bakrie melalui anak perusahaannya yaitu Bumi Resources untuk ikut mengelola bersama Pemerintah Indonesia. Dibandingkan dengan mempercayakan penanganan eksplorasi ini ketangan perusahaan negara asing, lebih baik memberikan kepercayaan itu kepada perusahaan local yang memang berkompeten pada bidang tersebut yaitu Group Bakrie.
3.      Provide ‘A Place’ For Indonesia Student : menyediakan banyak tempat sebagai wadah pendidikan untuk pelajar Indonesia.
4.      To be Pioneer : Sejatinya dengan didukung seluruh unit yang dimiliki oleh Group Bakrie dapat saja menjadi Pioneer dari sebuah produksi. Produksi barang apa yang harus dipikirkan dengan baik dan matang. Garis besarnya, melihat apa yang sedang dibutuhkan oleh banyak orang pada saat ini. Peluang pasar untuk Group Bakrie sebenarnya terbuka lebar salah satunya karena ada faktor relasi bisnis. Jadi peluang pasar cukup terbuka lebar baik pasar lokal maupun mancanegara.


THREATS


1.      Political Party : Dicalonkannya salah satu atau beberapa nama keluarga Bakrie ke dalam partai politik dapat menimbulkan riak-riak kecil yang mengandung resiko dari yang kecil sampai yang sangat besar. Seperti yang kita ketahui, jegal-menjegal adalah hal yang biasa dalam dunia politik. Probabilitas kemungkinan terjadinya pencitraan buruk dari salah satu usaha bisnis Bakrie bisa saja akan bermunculan, meskipun prosentasenya sedikit. Political Party memang ibarat dua mata sisi uang. Di lain sisi beresiko namun disisi lain jika masyarakat puas akan kinerja salah satu atau beberapa keluarga Bakrie akan perubahan yang terjadi di Indonesia, maka pandangan positif dari seluruh lapisan masyarakat akan mengarah kepada Group Bakrie.
2.      ‘Political’ Business : tidak hanya Partai yang kaitannya dengan politik. Namun bisnis juga ada kaitannya dengan Politik. Politik dalam bisnis dapat menjadi ancaman pada Group Bakrie. Bisa jadi akan ada competitor yang tercipta atas dasar ketidak-sukaan pada Group Bakrie dan ingin menjatuhkan salah satu produk dari anak perusahaan Group Bakrie. Terlepas dari sisi lain, competitor lainnya yang bersaing secara sehat sudah banyak, ditambah dengan competitor yang bersaing secara tidak sehat.
3.      Debt and Negative Reputation : Gabungan antara hutang dan reputasi negative yang sudah diuraikan diatas bisa jadi akan menjadi salah satu ancaman terbesar.
4.      Media : bisa menjadi ancaman bagi Group Bakrie yang memberitakan kabar tidak baik mengenai Group Bakrie

Berikut dibawah ini adalah Matrik Internal Factor Analysis Sumamry (IFAS) yang dirangkum dari Faktor Strength dan Weakness diatas:

STRENGTH
No.
URAIAN
Bobot
Rangking
Nilai Skor
1.
A Very Big Company : Sampai saat ini Grup Bakrie memiliki kurang lebih 7 kategori usaha yang paling vital di Indonesia.

0.20

4

0.80
2.
Popularity of Grup Bakrie’s name : Sampai saat ini di umur yang ke 70 tahun, nama Bakrie sangat populer dan dikenal banyak orang dari berbagai macam kalangan.

0.20

3

0.60
3.
Solid Management : SIM (Sistem Informasi Manajemen /Management Information System) di Grup Bakrie sangat solid.

0.15

3

0.45
4.
Earnings Gains (Profit Laba) : Sampai saat ini Grup Bakrie,Financial Statement (Laporan Keuangan) tercatat selau mengalami profit laba yang cukup tinggi, alias tidak merugi.

0.15

3

0.45
Sub Total                                                                           0.75
2.30
WEAKNESS
1.
Debt : Sampai saat ini ganti rugi untuk sebagian besar Korban lumpur Sidoarjo atas harta benda mereka yang hilang alias tidak dapat lagi digunakan belum dilunasi sepenuhnya.

0.20

4

0.80
2.
Outsourcing : Tenaga buruh / pekerja di beberapa Grup usaha bisnis Bakrie sebagian besar melibatkan tenaga yang bersumber / diambil dari Outsourcing.

0.05

2

0.10
3.
Imaging (pencitraan) : Pencitraan yang berlebihan
0.10
2
0.20
4.
Negative Reputation : Reputasi negatif yang menimpa Grup Bakrie bisa menjadi hal yang mengerikan di kemudian hari bila tidak diatasi secara maksimal dan berkelanjutan.

0.20

4

0.80
Sub Total                                                                            0.55
1.90
                                                                                                         Total
  1.30

4.20
Tabel 1. Matrik Internal Factor Analysis Sumamry (IFAS)



Berikut dibawah ini Matrik Eksternal Factor Analysis Summary (EFAS) yang dirangkum dari Faktor Opportunity dan Threats diatas :


OPPORTUNITY
No.
URAIAN
Bobot
Ranking
Nilai Skor
1.
Maximize What Bakrie Have : Sesungguhnya Grup Bakrie bisa memaksimalkan semua unit bisnisnya.
0.10
3
0.30
2.
Give Help To Exploration What Indonesia Have : Kenapa Grup Bakrie melalui anak perusahaannya Bumi Resourcestidak menjadi tokoh utama selain Pemerintah Indonesia itu sendiri untuk melakukan eksplorasi minyak bumi dan migas.

0.20

4

0.80

3.
Provide ‘A Place’ For Indonesia Student : Menyediakan banyak tempat sebagai wadah pendidikan untuk pelajar Indonesia, utamanya dalam hal perkembangan teknologi terkini.

0.20

4

0.80

4.
To be Pioneer : Sejatinya dengan didukung seluruh unit usaha yang dimiliki oleh Grup Bakrie. Grup Bakrie ini bisa saja menjadipioneer dari sebuah produksi.

0.05

2

0.10

Sub Total                                                                          0.55
2.00
THREATS
1.
Political Party : Dicalonkannya salah satu atau beberapa nama keluarga Bakrie ke dalam partai politik bisa menimbulkan riak-riak kecil yang mengandung resiko dari yang kecil sampai yang sangat besar.

0.20

4

0.80


2.
‘Political’ Business : Politik dalam bisnis bisa jadi sebuah ancaman bagi Grup Bakrie. Bisa jadi akan ada kompetitor yang tercipta atas dasar dislike (ketidak-sukaan) pada Grup Bakrie.

0.05

2

0.10

3.
Debt and Negative Reputation : Gabungan antara hutang dan reputasi negatif yang sudah diuraikan diatas bisa jadi akan menjadi salah satu ancaman terbesar

0.20

4

0.80
4.
Media : Bisa jadi ancaman akan datang lewat berbagai macam media.

0.15

3

0.45
Sub Total                                                                           0.60
2.15
                                                                                                          Total
1.15

4.15
Tabel 2. Matrik Eksternal Factor Analysis Summary (EFAS)


Selanjutnya nilai total skor dari masing-masing factor dapat dirinci sebagai berikut:
Strength          : 2.30
Weakness        : 1.90
Opportunity    : 2.00
Threats            : 2.15
Maka diketahui nilai Strength diatas nilai Weakness, dengan selisih (+) 0.40 dan nilai Opportunity dibawah nilai Threats dengan selisih (-) 0.15



Rumusan Matrik SWOT yang dapat dilihat pada Tabel 3 dibawah ini:

IFAS
EFAS
                Strength (S)
              Weakness (W)

Opportunity (O)
Strategi (SO) :
= 2.30 + 2.00
= 4.30
Strategi (WO) :
= 1.90 + 2.00
= 3.90

Threats (T)
Strategi (ST)
= 2.30 + 2.15
= 4.45
Strategi (WT) :
= 1.90 + 2.15
= 4.05
Tabel 3. Rumusan Kombinasi Strategi Matrik SWOT


Dari analisa Matrik IFAS dan EFAS pada table 1 dan 2, juga telah disusun Matrik SWOT untuk menganalisis rumusan alternative strategi SO, WO, ST dan WT yang hasil analisisnya dapat dilihat pada table 4 dibawah ini :















Strength (S) :

1. A Very Big Company
2. Popularity Of Grup Bakrie’s
    Name
3. Solid Management
4. Earnings Gains (Profit Laba)
Weakness (W) :

1. Debt
2. Outsourcing
3. Imaging
4. Negative Reputation
Opportunity (O) :

1. Maximize What Bakrie Have
2. Give Help To Exploration
    What Indonesia Have
3. Provide A Place For 
    Indonesia Student
4. To Be Pioneer


Strategi (SO) :

Menggunakan Strength(kekuatan) untuk memanfaatkan dan memaksimalkan Opportunity(peluang). Perusahaan yang besar dengan popularitas nama yang besar pula, juga manajemen yang solid disertai keuntungan laba yang tinggi akan bisa memaksimalkan peluang yang ada. Seperti memaksimalkan apa yang Grup Bakrie miliki, bekerjasama dengan Indonesia dalam hal eksplorasi minyak bumi dan pendidikan. Disertai usaha untuk jadi Market Leader(Pemimpin Pasar)
Strategi (WO) :

Melakukan perbaikan terhadapWeakness (kelemahan) yang dimiliki untuk memanfaatkanOpportunity. Dalam artian meminimalisasikan hutang, pencitraan yang berlebihan, reputasi negatif dan juga memperbaiki sistem manajemen karyawan yang masih dalam ruang lingkupoutsourcing. Setelah melakukan perbaikan pada poin diatas, maka Grup Bakrie akan dapat memanfaatkan peluang yang ada.
Threats (T) :

1. Political Party
2. Political Business
3. Debt and Negative
    Reputation
4. Media



Strategi (ST) :

Menggunakan Strength yang dimiliki oleh Grup Bakrie untuk menghindari atau melawan Threats yang terdiri dari ancaman lawan partai politik, bisnis, hutang dan reputasi negatif, juga media.
Strategi (WT) :

Melakukan perbaikan terhadap kelemahan yang ada untuk menghindari ancaman yang ada. Ancaman dari lawan partai politik, bisnis, hutang dan reputasi negatif, juga media.



Dan kemudian bila melihat dari rumusan Matrik SWOT pada Tabel 3. Rumusan Kombinasi Strategi Matrik SWOT. Maka langkah selanjutnya adalah melakukan analisis model kuantitatif perumusan strategi. Pembuatan analisis model kuantitatif tersebut didasari pada jumlah nilai skor masing-masing faktor. Baik itu Strategi SO, WO, ST, WT. Matriks perencanaan kombinasi strategi kuantitatif adalah sebagai berikut dibawah ini :

                 IFAS
EFAS
                Strength (S)
              Weakness (W)

Opportunity (O)
Strategi (SO) :
Menggunakan Strength(Kekuatan) untuk memanfaatkan Opportunity (Peluang) = 4.30
Strategi (WO) :
Meminimalkan Weakness(Kelemahan) untuk memanfaatkan Opportunity (Peluang) = 3.90

Threats (T)
Strategi (ST)
Menggunakan Strength(Kekuatan) untuk mengatasiThreats (Ancaman) = 4.45
Strategi (WT) :
Meminimalkan Weakness(Kelemahan) untuk menghindariThreats (Ancaman)= 4.05
Tabel 5. Matriks Perencanaan Kombinasi Strategi Kuantitatif
Matrik perencanaan kombinasi strategi kuantitatif menunjukkan bahwa Grup Bakrie perlu memanfaatkan Strategi ST yang mempunyai nilai skor tertinggi yaitu = 4.45, selanjutnya diikuti Strategi SO = 4.30, WT = 4.05, WO = 3.90. Adapun masing-masing Strategi yang harus dijalankan adalah sebagai berikut :
1. ST : Menggunakan Strength dalam meredam Threats yang dapat mengancam Grup Bakrie.
2. SO : Menggunakan Strength dalam memanfaatkan Opportunity untuk memperluas jaringan        bisnis Grup Bakrie
3. WT : Meminimalisasikan dan memperbaiki Weakness yang ada demi mengurangi resiko besar dari ancaman Threats yang bisa datang kapanpun.
4. WO : Memperbaiki Weakness untuk memaksimalkan Opportunity.



v  Sumber:

1.      http://zahracreative93.blogspot.co.id/2012/12/menganalisa-group-bakrie-menggunakan.html
2.      http://donny50e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2015/02/03/penerapan-budaya-kerja-di-pt-bakrie-telecom/