Friday, 29 November 2013

44. Pengawasan diri terhadap kenakalan remaja

Meminimalisir Kenakalan Remaja Mulai Dari Diri Sendiri




Seperti kita ketahui bersama bahwa pada era globalisasi semua teknologi berkembang dengan sangat cepat, berbagai informasi dapat kita dapatkan dalam hitungan detik. Sangat menguntungkan bukan? Tentu saja..
Terkadang kita kebablasan akan informasi dan “fashion” yang berkembang di era globalisasi saat ini. Bagi sebagian remaja, “fashion” menjadi nyawa mereka, sayangnya tidak hanya fashion, melainkan hidup orang barat pun mereka jadikan kebiasaan.
Tidak jarang hasil dari hal tersebut melenceng dari etika dan norma yang kita anut sebagai orang timur. Contohnya saja masalah pakaian, kebanyakan remaja memakai pakaian yang serba minim. Bukannya tidak boleh menggunakan pakaian yang minim, namun kata “minim” harus ada batasannya dan penggunaan yang tepat. Bagi sebagian orang memang hal biasa, namun bagi orang lain, belun tentu. Belum lagi dapat menjadikan lawan jenis bernafsu dengan pakaian yang dipak Kebiasaan berpesta, “nge-drugs”, perkelahian antar pelajar, bullying, dan masih banyak lagi..

Jujur, saya sebagai remaja sangat prihatin dengan keadaan remaja Indonesia saat ini. Disini saya melihat dari sisi lain. Saya melihat dari sisi remaja Indonesia yang kurang beruntung dalam hal kehidupan remajanya yang digunakan dengan sia-sia. Jika berbicara tentang permasalahan yang dialami remaja memang takkan ada habisnya, namun saya akan mencoba menguak sedikit fakta tentang “Kenakalan Remaja” saat ini.
Pertama saya akan memapaparkan penyebab para remaja melakukan hal-hal negatif sepeti yang telah saya ulas sebelumnya. Menurut saya, pada dasarnya penyebab dari kenakalan remaja dibagi menjadi dua faktor, yaitu faktor internal dan tentu saja faktor eksternal.
Faktor Internal adalah faktor yang datang dari diri sendiri. Faktor internal kenalan remaja yaitu :
  1. Rasa keingintahuan yang tinggi. Kita tahu bahwa kita sebagai remaja memiliki rasa keingintahuan yang tinggi untuk mencoba sesuatu yang baru. Awalnya memang semua kegitan yang dilakukan pada dasarnya karena keingintahuan kita akan sesuatu hak yang baru namun jika digunakan kearah yang positif memang bagus, namun jika digunakan kearah yang negatif seperti kenakalan remaja, sangat disayangkan.
  2. Adanya masalah sehingga mempengaruhi psikolgis remaja tersebut. Terkadang jika remaja mengalami gangguan psikologis, mereka akan melakukan hak-hal negatif karena tidak dapat berfikir secara jernih ditambah emosi remaja itu masih belum stabil.
  3. Kurangnya iman dari diri remaja itu sendiri. Jika remaja memiliki iman yang cukup kuat, kemungkinan untuk melakukan hal negatif dapat diminimalisir.
Sedangkan Faktor Eksternal adalah faktor yang disebabkan dari luar diri sendiri. Faktor eksternal yang mempengaruhi terjadinya kenakalan remaja adalah :
  1. Lingkungan yang mendukung untuk melakukan hal negatif itu seperti tinggal di tempat yang dekat tempat “clubbing”. Memang tidak semua remaja akan pergi ketempat itu, namun jika sudah ada fasilitasnya dan kebetulan dekat dengannya, bukan tidak mingkin ia akan pergi kesana walaupun hanya sekali.
  2. Ajakan teman. Tidak dapat dipungkiri jika kenakalan remaja itu juga datang dari teman-teman yang mengajaknya, ditambah lingkungan yang mendukung untuk melakukan hal negatif tersebut.
  3. Kurangnya pengawasan dari orang tua. Banyak sekali contoh kasus kenakalan remaja akibat lalainya pengawasan orang tua terhadap anaknya. Misalnya penggunaan narkoba, dan seks bebas. Contoh tersebut,merupakan salah satu akibat kurangnya pengawasan orang tua.
  4. Beredarnya situs-situs dan iklan yang dapat merusak moral remaja. Saya tahu bahwa tidak semua remaja sengaja membuka situs tersebut. Entah bagaimana iklan yang berbau seks dengan mudahnya muncul ketika para remaja membuka suatu blog, padahal isi blog tersebut tidak menjurus kehal-hal demikian. Hal kecil seperti ini dapat merusak moral remaja secara tidak langsung.
  5. Beredarnya video yang berbau seks secara bebas. Tidak dapat dielekkan yang menjadi pembeli VCD itu adalah remaja. Sangat disayangkan para penjual menjual vcd seperti itu dan yang membeli adalah kebanyakan remaja. Tentu saja hal ini akan merusak moral anak bangsa..

Dampak yang terjadi akibat kenakalan remaja tersebut bukan hanya pada diri sendiri namun buat orang tua, dan orang lain. Dampak buruk bagi diri sendiri yaitu, rusaknya moral akibat menonton film yang bermoral itu, serta rusaknya masa depan akibat lalai dalam menjalankan tugas sebagai pelajar, sebagai anak yang berbakti, dan otomatis cita-cita yang kita harapkan akan hancur dengan percuma. Sedangkan dampak bagi orang lain terutama keluarga sendiri yaitu, rasa kecewa yang sangat mendalam bagi orang tua karena anaknya terjerumus dalam hal-hal yang tidak diinginkan, disamping itu orang tua pasti akan terkena imbas dari kenakalan yang kita lakukan, orang tua akan menanggung biaya hidup kita lebih lama, akan mengeluarkan banyak biaya bagi yang terjerumus dalam narkotika (untuk rehalibitasi).
Pasti kita tak mau merepotkan orang tua kita dan menghancurkan masa depan kita dengan percuma bukan? Saya memiliki beberapa saran agar kita tidak terjerumus dalam kenakalan remaja yang saat ini sedang marak di sekitas kita, yaitu :
  1. Tingkatkan iman kita kepada Tuhan Yang Maha Esa,karena dengan lindungan-Nya lah kita akan tetap berada dijalan yang benar.
  2. Bergaulah dengan orang yang tepat, namun hal ini bukan berarti kita memilih teman dalam bergaul, melainkan kita harus selektif dalam bersahabat dengan teman kita. Karena teman juga berpengaruh dalam tingkah laku kita.
  3. Berikan batasan pada diri sendiri sampai mana kita harus bergaul. Atau dengan kata lain kita harus punya prinsip hidup yang kuat, karena dengan itu kita dapat membatasi diri kita dengan batasan yang kita buat sendiri dan kita tahu konsekuensi yang terjadi jika kita melanggar prinsip kita sendiri.
  4. Cobalah untuk tidak membeli dan menonton film yang berbau seks, karena hal itu akan merusak pikiran kita, dan kemungkinan akan terus berlanjut menonton film itu.
  5. Bagi orang tua, berikan pengawasan yang ketat bagi anaknya, terutama remaja, karena pada fase remaja memiliki keingintahuan yang tinggi. Orang tua bertugas mengontrol tindakan mereka sehingga akan tetap berada dijalur yang benar.

No comments:

Post a Comment