Friday, 29 November 2013

45. Pengawasan Orangtua Terhadap Anak

Pengawasan Orangtua Terhadap Anak Masih Lemah

 





    PANGKALPINANG - Pemerintah Kota Pangkalpinang melalui Badan Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPKB) Pangkalpinang menilai hingga kini pengawasan orangtua terhadap anak masih sangat lemah. Hal tersebut terlihat maraknya kasus ekploitasi dan kekerasan terhadap anak belakangan ini.
    Demikian disampaikan Asisten Perekonomian Pembangunan dan Kesra Pemkot Pangkalpinang, Fitriyansyah saat membuka kegiatan peringatan Hari Anak Nasional (HAN) Tingkat Kota Pangkalpinang yang digelar di Bangka City Hotel, Rabu (2/10) kemarin. Untuk itu, katanya, melalui moment tersebut diharapkan bisa meningkatkan perlindungan anak dan pemenuhan hak-hak anak.
    "Saya sangat ironis ketika melihat banyaknya tanyangan di media massa cetak dan elektronik  yang memberitakan soal eksploitasi dan kekerasan terhadap anak. Hal itu terjadi karena beberapa faktor seperti keterbatasan ekonomi dan paling utama lemahnya pengawasan dari orang tua," ungkap Fitriyansah.
    Pembentukkan karakter anak yang positif memang berawal dari keluarga. Oleh karenanya, Fitriyansah meminta agar peran orangtua dalam melakukan pengawasan bisa lebih ditingkatkan.
    "Makanya melalui komentum ini saya mengajak seluruh komponen  baik orang tua, keluarga, masyarakat, termasuk BUMN dan dunia usaha maupun pemerintah untuk melaksanakan kewajiban dan tanggungjawabnya," pintanya.
    Tanggungjawab yang dimaksud, kata Fitriyansah, adalah melakukan upaya perlindungan dan mewujudkan kesejahteraan anak dengan memberikan jaminan terhadap pemenuhan hak-hak anak tanpa diskriminasi.
    "Jika ini berjalan baik, saya rasa eksploitasi anak di Indonesia khususnya di Pangkalpinang bisa diminamiliir," terangnya.
    Sementara, Ketua Panitia Pelaksana Kegiatan, Nurhayati menambahkan, tujuan kegiatan ini untuk mengajak semua pihak berperan aktif dalam upaya mewujudkan anak sebagai generasi penerus bangsa yang berimplikasi pada pemenuhan hak dan perlindungan anak.
    "Berupaya meningkatkan partisipasi aktif dari masyarakat, seperti BUMN, dan dunia usaha lainnya agar mendukung kegiatan yang berimplikasi pada peningkatan kesejahteraan anak," tutur Nurhayati.
    Nurhayati yang juga menjabat selaku Kabid Pemberdayaan Peremuan dan Perlindungan Anak BPMPKB Pangkalpinang ini menyebutkan, peringatan HAN tersebut diikuti sedikitnya 100 anak dari keluarga pra sejahtera dan Yayasan Pendidikan Anak Cacat (YPAC).
    "Makanya dalam kesempatan ini kita juga memberikan bantuan pendidikan kepada sebanyak 80 orang anak dari keluarga pra sejahtera dan penggalangan dana untuk bantuan paket pendidikan bagi 20 orang anak dari YPAC Pangkalpinang," tukasnya.(sap)

44. Pengawasan diri terhadap kenakalan remaja

Meminimalisir Kenakalan Remaja Mulai Dari Diri Sendiri




Seperti kita ketahui bersama bahwa pada era globalisasi semua teknologi berkembang dengan sangat cepat, berbagai informasi dapat kita dapatkan dalam hitungan detik. Sangat menguntungkan bukan? Tentu saja..
Terkadang kita kebablasan akan informasi dan “fashion” yang berkembang di era globalisasi saat ini. Bagi sebagian remaja, “fashion” menjadi nyawa mereka, sayangnya tidak hanya fashion, melainkan hidup orang barat pun mereka jadikan kebiasaan.
Tidak jarang hasil dari hal tersebut melenceng dari etika dan norma yang kita anut sebagai orang timur. Contohnya saja masalah pakaian, kebanyakan remaja memakai pakaian yang serba minim. Bukannya tidak boleh menggunakan pakaian yang minim, namun kata “minim” harus ada batasannya dan penggunaan yang tepat. Bagi sebagian orang memang hal biasa, namun bagi orang lain, belun tentu. Belum lagi dapat menjadikan lawan jenis bernafsu dengan pakaian yang dipak Kebiasaan berpesta, “nge-drugs”, perkelahian antar pelajar, bullying, dan masih banyak lagi..

Jujur, saya sebagai remaja sangat prihatin dengan keadaan remaja Indonesia saat ini. Disini saya melihat dari sisi lain. Saya melihat dari sisi remaja Indonesia yang kurang beruntung dalam hal kehidupan remajanya yang digunakan dengan sia-sia. Jika berbicara tentang permasalahan yang dialami remaja memang takkan ada habisnya, namun saya akan mencoba menguak sedikit fakta tentang “Kenakalan Remaja” saat ini.
Pertama saya akan memapaparkan penyebab para remaja melakukan hal-hal negatif sepeti yang telah saya ulas sebelumnya. Menurut saya, pada dasarnya penyebab dari kenakalan remaja dibagi menjadi dua faktor, yaitu faktor internal dan tentu saja faktor eksternal.
Faktor Internal adalah faktor yang datang dari diri sendiri. Faktor internal kenalan remaja yaitu :
  1. Rasa keingintahuan yang tinggi. Kita tahu bahwa kita sebagai remaja memiliki rasa keingintahuan yang tinggi untuk mencoba sesuatu yang baru. Awalnya memang semua kegitan yang dilakukan pada dasarnya karena keingintahuan kita akan sesuatu hak yang baru namun jika digunakan kearah yang positif memang bagus, namun jika digunakan kearah yang negatif seperti kenakalan remaja, sangat disayangkan.
  2. Adanya masalah sehingga mempengaruhi psikolgis remaja tersebut. Terkadang jika remaja mengalami gangguan psikologis, mereka akan melakukan hak-hal negatif karena tidak dapat berfikir secara jernih ditambah emosi remaja itu masih belum stabil.
  3. Kurangnya iman dari diri remaja itu sendiri. Jika remaja memiliki iman yang cukup kuat, kemungkinan untuk melakukan hal negatif dapat diminimalisir.
Sedangkan Faktor Eksternal adalah faktor yang disebabkan dari luar diri sendiri. Faktor eksternal yang mempengaruhi terjadinya kenakalan remaja adalah :
  1. Lingkungan yang mendukung untuk melakukan hal negatif itu seperti tinggal di tempat yang dekat tempat “clubbing”. Memang tidak semua remaja akan pergi ketempat itu, namun jika sudah ada fasilitasnya dan kebetulan dekat dengannya, bukan tidak mingkin ia akan pergi kesana walaupun hanya sekali.
  2. Ajakan teman. Tidak dapat dipungkiri jika kenakalan remaja itu juga datang dari teman-teman yang mengajaknya, ditambah lingkungan yang mendukung untuk melakukan hal negatif tersebut.
  3. Kurangnya pengawasan dari orang tua. Banyak sekali contoh kasus kenakalan remaja akibat lalainya pengawasan orang tua terhadap anaknya. Misalnya penggunaan narkoba, dan seks bebas. Contoh tersebut,merupakan salah satu akibat kurangnya pengawasan orang tua.
  4. Beredarnya situs-situs dan iklan yang dapat merusak moral remaja. Saya tahu bahwa tidak semua remaja sengaja membuka situs tersebut. Entah bagaimana iklan yang berbau seks dengan mudahnya muncul ketika para remaja membuka suatu blog, padahal isi blog tersebut tidak menjurus kehal-hal demikian. Hal kecil seperti ini dapat merusak moral remaja secara tidak langsung.
  5. Beredarnya video yang berbau seks secara bebas. Tidak dapat dielekkan yang menjadi pembeli VCD itu adalah remaja. Sangat disayangkan para penjual menjual vcd seperti itu dan yang membeli adalah kebanyakan remaja. Tentu saja hal ini akan merusak moral anak bangsa..

Dampak yang terjadi akibat kenakalan remaja tersebut bukan hanya pada diri sendiri namun buat orang tua, dan orang lain. Dampak buruk bagi diri sendiri yaitu, rusaknya moral akibat menonton film yang bermoral itu, serta rusaknya masa depan akibat lalai dalam menjalankan tugas sebagai pelajar, sebagai anak yang berbakti, dan otomatis cita-cita yang kita harapkan akan hancur dengan percuma. Sedangkan dampak bagi orang lain terutama keluarga sendiri yaitu, rasa kecewa yang sangat mendalam bagi orang tua karena anaknya terjerumus dalam hal-hal yang tidak diinginkan, disamping itu orang tua pasti akan terkena imbas dari kenakalan yang kita lakukan, orang tua akan menanggung biaya hidup kita lebih lama, akan mengeluarkan banyak biaya bagi yang terjerumus dalam narkotika (untuk rehalibitasi).
Pasti kita tak mau merepotkan orang tua kita dan menghancurkan masa depan kita dengan percuma bukan? Saya memiliki beberapa saran agar kita tidak terjerumus dalam kenakalan remaja yang saat ini sedang marak di sekitas kita, yaitu :
  1. Tingkatkan iman kita kepada Tuhan Yang Maha Esa,karena dengan lindungan-Nya lah kita akan tetap berada dijalan yang benar.
  2. Bergaulah dengan orang yang tepat, namun hal ini bukan berarti kita memilih teman dalam bergaul, melainkan kita harus selektif dalam bersahabat dengan teman kita. Karena teman juga berpengaruh dalam tingkah laku kita.
  3. Berikan batasan pada diri sendiri sampai mana kita harus bergaul. Atau dengan kata lain kita harus punya prinsip hidup yang kuat, karena dengan itu kita dapat membatasi diri kita dengan batasan yang kita buat sendiri dan kita tahu konsekuensi yang terjadi jika kita melanggar prinsip kita sendiri.
  4. Cobalah untuk tidak membeli dan menonton film yang berbau seks, karena hal itu akan merusak pikiran kita, dan kemungkinan akan terus berlanjut menonton film itu.
  5. Bagi orang tua, berikan pengawasan yang ketat bagi anaknya, terutama remaja, karena pada fase remaja memiliki keingintahuan yang tinggi. Orang tua bertugas mengontrol tindakan mereka sehingga akan tetap berada dijalur yang benar.

43. kepemimpinan diri didalam perusahaan

Kepemimpinan Diri dalam Perusahaan



Untuk menjadi pemimpin yang baik, seseorang harus selalu ingat bahwa dia memimpin banyak orang. Orang-orang inilah yang membuatnya seorang pemimpin dan kemudian mengikuti dia. Para pengikut memiliki harapan dari pemimpin mereka. Pemenuhan harapan mereka memiliki dampak langsung pada kekaguman pemimpin mereka. Untuk menjadi pemimpin yang baik, kita perlu pemahaman dan perhatian dengan orang-orang dibawah kita. Kita perlu membantu mereka memerangi kelemahan, memuji kekuatan mereka dan membawa mereka bersama dijalan kesuksesan.
Seorang pemimpin pada sebuah perusahaan jugalah yang membentuk bagaimana suasana kerja serta karakter orang yang dipimpinnya dalam menjalankan tugasnya selama berada di kantor. Dalam menjalankan sebuah perusahaan, seorang pemimpin pasti memiliki gaya kepemimpinan yang khas. Seorang pemimpin yang profesional tentu tidak akan menggunakan gaya kepemimpinan yang kaku. Karena kepemimpinan memiliki pengaruh yang luar biasa pada sebuah perusahaan.
Berawal pada tahun 2009, lulus Sekolah Menengah Atas, saya langsung terjun kedunia kerja. Dunia yang sangat berbeda sekali dengan dunia sebelumnya. Terjun kedunia kerja membuat saya lebih memahami hidup. Saya bergabung disebuah perusahaan swasta pada saat itu, mungkin ibarat menanam pohon tidak bisa langsung tumbuh tinggi. Begitupun dengan karir saya, Memberikan pelayanan terbaik adalah tugas utama saya, bawahan yang dipimpin dan atasan yang memimpin. Bekerja sambil belajar saya tanam dalam hati. Bawahan mengambil ilmu atasan,dan atasan berbagi ilmu dengan bawahan. Pengalaman saya dalam menjalankan kepemimpinan perusahaan sangat membuat diri saya cepat dalam mengambil sebuah keputusan, karena kepercayaan yang diberikan atasan pada saya. Prinsip kepemimpinan yang saya terapkan adalah adanya rasa kekeluargaan dan rasa tanggung jawab pada tim. Kita harus memberikan contoh yang baik pada bawahan, memberikan pelayanan, bukan minta dilayani. Dengan demikian,bawahan akan meniru apa yang kita lakukan padanya. Menghargai pendapatnya,dan memuji hasil karyanya. Bagi saya menjadi memimpin memang tidak mudah, tapi dari situlah kita belajar.
Pemimpin yang baik akan memberikan kepercayaan pada bawahan. Kepercayaan akan melahirkan tanggung jawab dan kerelaan dalam diri bawahan untuk belajar dan menyelesaikan pekerjaannya sebaik mungkin.

42. Komunikasi didalam organisasi perusahaan

KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI

Di dalam kehidupan sehari-hari kita selalu berkomunikasi dengan orang yang ada disekitar kita karena kita merupakan makhluk sosial. Dan saat melakukan komunikasi kita membutuhkan orang lain. Komunikasi adalah hal penting yang ada di dunia ini dengan komunikasi kita bisa mengetahui beberapa kejadian yang diceritakan manusia lain kepada kita. Dengan begini komunikasi adalah hal yang sangat penting, sehingga kita juga dalam berkomunikasi memerlukan etika hingga orang lain merasa nyaman saat berkomunikasi dengan kita. Dalam organisasi atau perusahaan juga membutuhkan komunikasi yang baik antara atasan bawahan antara karyawan dan antara perusahaan dengan masyarakat umum.

Perusahaan adalah suatu unit usaha yang salah satu tujuannya mendapatkan laba. Jika ingin mendapatkan laba pemilik perusahaan harus bekerjasama dengan karyawan yang ada didalam perusahaan tersebut. Mereka juga harus menjaga komunikasi dengan baik agar tidak terjadi kesalahpahaman. Karyawan nya juga harus mempunyai pengalaman dan keterampilan yang baik hingga jika pada saat mengeluarkan produksi atau pun rencana itu akan menjadi yang baik, dan mendapatkan produk yang berkualitas.

Dalam perusahaan ada yang dinamakan manajemen. Manajemen merupakan sekumpulan orang yang melakukan kegiatan planning ,organizing, leading dan controlling. Manajemen mempunyai tanggung jawab tertinggi atas berbagai pengambilan keputusan yang berkaitan dengan bidang dibawah ini.

Dari 2 elemen tersebut yaitu karyawan dan manajemen merupakan satu kesatuan yang saling membutuhkan. Manajemen yang baik adalah manajemen yang dapat berkomunikasi dengan karyawan secara tepat. Banyak sekali hal dapat digunakan untuk pendekatan antara manajemen kepada karyawan bisa secara formal maupun informal. 

Hubungan baik antara manajemen dengan karyawan akan berdampak baik pula bagi perusahaan. Ide-ide baru dari karyawan bisa menyelesaikan masalah yang terdapat dalam perusahaan tersebut. Produktivitas pun juga meningkat karena karyawan dengan suka rela memberikan tenaga dan pikiran pada perusahaan. 

Diantara kedua belah pihak terjadi komunikasi timbal balik. Sehingga diperlukan kerja sama untuk yang diharapkan untuk mencapai cita-cita, baik pribadi maupun perusahaan. Dengan begitu dapat dengan mudah mereka dapat mencapai tujuan organisasi atau perusahaan yang diinginkan.    


41. Peningkatan Efektivitas Komunikasi

  1. Peningkatan Efektivitas Komunikasi

Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial dengan sesamanya. Dalam kehidupannya manusia sering dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal. Organisasi adalah sebuah sistem sosial yang kompleksitasnya jelas terlihat melalui jenis, peringkat, bentuk dan jumlah interaksi yang berlaku.
Proses dalam organisasi adalah salah satu faktor penentu dalam mencapai organisasi yang efektif. Salah satu proses yang akan selalu terjadi dalam organisasi adalah proses komunikasi. Melalui organisasi terjadi pertukaran informasi, gagasan, dan pengalaman. Mengingat perannya yang penting dalam menunjang kelancaran berorganisasi, maka perhatian yang cukup perlu dicurahkan untuk mengelola komunikasi dalam organisasi. Proses komunikasi yang begitu dinamik dapat menimbulkan berbagai masalah yang mempengaruhi pencapaian sebuah organisasi terutama dengan timbulnya salah faham dan konflik.

Komunikasi memelihara motivasi dengan memberikan penjelasan kepada para pegawai tentang apa yang harus dilakukan, seberapa baik mereka mengerjakannya dan apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja jika sedang berada di bawah standar.
Aktivitas komunikasi di perkantoran senantiasa disertai dengan tujuan yang ingin dicapai. Budaya komunikasi dalam konteks komunikasi organisasi harus dilihat dari berbagai sisi. Sisi pertama adalah komunikasi antara atasan kepada bawahan. Sisi kedua antara pegawai yang satu dengan pegawai yang lain. Sisi ketiga adalah antara pegawai kepada atasan. Masing-masing komunikasi tersebut mempunyai polanya masing-masing.

Di antara kedua belah pihak harus ada two-way-communications atau komunikasi dua arah atau komunikasi timbal balik, untuk itu diperlukan adanya kerja sama yang diharapkan untuk mencapai cita-cita, baik cita-cita pribadi, maupun kelompok, untuk mencapai tujuan suatu organisasi.
Komunikasi merupakan sarana untuk mengadakan koordinasi antara berbagai subsistem dalam perkantoran. MenurutKohler ada dua model komunikasi dalam rangka meningkatkan kinerja dan mencapai tujuan perkantoran ini. Pertama, komunikasi koordinatif, yaitu proses komunikasi yang berfungsi untuk menyatukan bagian-bagian (subsistem) perkantoran. Kedua, komunikasi interaktif, ialah proses pertukaran informasi yang berjalan secara berkesinambungan, pertukaran pendapat dan sikap yang dipakai sebagai dasar penyesuaian di antara sub-sub sistem dalam perkantoran, maupun antara perkantoran dengan mitra kerja. Frekuensi dan intensitas komunikasi yang dilakukan juga turut mempengaruhi hasil dari suatu proses komunikasi tersebut

40. Hambatan-hambatan komunikasi efektif

Komunikasi


5.  Hambatan-hambatan Komunikasi Efektif

Di dalam komunikasi  selalu ada hambatan yang dapat mengganggu kelancaran jalannya proses komunikasi . Sehingga informasi dan gagasan yang disampaikan tidak dapat diterima dan dimengerti dengan jelas oleh penerima pesan atau receiver.
Menurut Ron Ludlow & Fergus Panton, ada hambatan-hambatan yang menyebabkan
komunikasi tidak efektif  yaitu adalah (1992,p.10-11) :
1. Status effect
Adanya perbedaaan pengaruh status sosial yang dimiliki setiap manusia.Misalnya karyawan dengan status sosial yang lebih rendah harus tunduk dan patuh apapun perintah yang diberikan atasan. Maka karyawan tersebut tidak dapat atau takut mengemukakan aspirasinya atau pendapatnya.

2. Semantic Problems
Faktor semantik menyangkut bahasa yang dipergunakan komunikator sebagai alat untuk menyalurkan pikiran dan perasaanya kepada komunikan. Demi kelancaran komunikasi seorang komunikator harus benar-benar memperhatikan gangguan sematis ini, sebab kesalahan pengucapan atau kesalahan dalam penulisan dapat menimbulkan salah pengertian (misunderstanding) atau penafsiran (misinterpretation) yang pada gilirannya bisa menimbulkan salah komunikasi (miscommunication). Misalnya kesalahan pengucapan bahasa dan salah penafsiran seperti contoh : pengucapan demonstrasi menjadi demokrasi, kedelai menjadi keledai dan lain-lain.

3. Perceptual distorsion
Perceptual distorsion dapat disebabkan karena perbedaan cara pandangan yang sempit pada diri sendiri dan perbedaaan cara berpikir serta cara mengerti yang sempit terhadap orang lain. Sehingga dalam komunikasi terjadi perbedaan persepsi dan wawasan atau cara pandang antara satu dengan yang lainnya.

4. Cultural Differences
Hambatan yang terjadi karena disebabkan adanya 
perbedaan kebudayaan , agama dan lingkungan sosial. Dalam suatu organisasi terdapat beberapa suku, ras, dan bahasa yang berbeda. Sehingga ada beberapa kata-kata yang memiliki arti berbeda di tiap suku. Seperti contoh : kata “jangan” dalam bahasa Indonesia artinya tidak boleh, tetapi orang suku jawa mengartikan kata tersebut suatu jenis makanan berupa sup.

5. Physical Distractions
Hambatan ini disebabkan oleh gangguan lingkungan fisik terhadap proses berlangsungnya komunikasi. Contohnya : suara riuh orang-orang atau kebisingan, suara hujan atau petir, dan cahaya yang kurang jelas.

6. Poor choice of communication channels
Adalah gangguan yang disebabkan pada media yang dipergunakan dalam melancarkan komunikasi. Contoh dalam kehidupan sehari-hari misalnya sambungan telephone yang terputus-putus, suara radio yang hilang dan muncul, gambar yang kabur pada pesawat televisi, huruf ketikan yang buram pada surat sehingga informasi tidak dapat ditangkap dan dimengerti dengan jelas.

7. No Feed back
Hambatan tersebut adalah seorang sender mengirimkan pesan kepada receiver tetapi tidak adanya respon dan tanggapan dari receiver maka yang terjadi adalah komunikasi satu arah yang sia-sia. Seperti contoh : Seorang manajer menerangkan suatu gagasan yang ditujukan kepada para karyawan, dalam penerapan gagasan tersebut para karyawan tidak memberikan tanggapan atau respon dengan kata lain tidak peduli dengan gagasan seorang manajer.
  1. Peningkatan Efektivitas Komunikasi

Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial dengan sesamanya. Dalam kehidupannya manusia sering dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal. Organisasi adalah sebuah sistem sosial yang kompleksitasnya jelas terlihat melalui jenis, peringkat, bentuk dan jumlah interaksi yang berlaku.
Proses dalam organisasi adalah salah satu faktor penentu dalam mencapai organisasi yang efektif. Salah satu proses yang akan selalu terjadi dalam organisasi adalah proses komunikasi. Melalui organisasi terjadi pertukaran informasi, gagasan, dan pengalaman. Mengingat perannya yang penting dalam menunjang kelancaran berorganisasi, maka perhatian yang cukup perlu dicurahkan untuk mengelola komunikasi dalam organisasi. Proses komunikasi yang begitu dinamik dapat menimbulkan berbagai masalah yang mempengaruhi pencapaian sebuah organisasi terutama dengan timbulnya salah faham dan konflik.

Komunikasi memelihara motivasi dengan memberikan penjelasan kepada para pegawai tentang apa yang harus dilakukan, seberapa baik mereka mengerjakannya dan apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja jika sedang berada di bawah standar.
Aktivitas komunikasi di perkantoran senantiasa disertai dengan tujuan yang ingin dicapai. Budaya komunikasi dalam konteks komunikasi organisasi harus dilihat dari berbagai sisi. Sisi pertama adalah komunikasi antara atasan kepada bawahan. Sisi kedua antara pegawai yang satu dengan pegawai yang lain. Sisi ketiga adalah antara pegawai kepada atasan. Masing-masing komunikasi tersebut mempunyai polanya masing-masing.

Di antara kedua belah pihak harus ada two-way-communications atau komunikasi dua arah atau komunikasi timbal balik, untuk itu diperlukan adanya kerja sama yang diharapkan untuk mencapai cita-cita, baik cita-cita pribadi, maupun kelompok, untuk mencapai tujuan suatu organisasi.
Komunikasi merupakan sarana untuk mengadakan koordinasi antara berbagai subsistem dalam perkantoran. MenurutKohler ada dua model komunikasi dalam rangka meningkatkan kinerja dan mencapai tujuan perkantoran ini. Pertama, komunikasi koordinatif, yaitu proses komunikasi yang berfungsi untuk menyatukan bagian-bagian (subsistem) perkantoran. Kedua, komunikasi interaktif, ialah proses pertukaran informasi yang berjalan secara berkesinambungan, pertukaran pendapat dan sikap yang dipakai sebagai dasar penyesuaian di antara sub-sub sistem dalam perkantoran, maupun antara perkantoran dengan mitra kerja. Frekuensi dan intensitas komunikasi yang dilakukan juga turut mempengaruhi hasil dari suatu proses komunikasi tersebut.

39. Komunikasi

Komunikasi


PENGERTIAN KOMUNIKASI
Komunikasi adalah "suatu proses dalam mana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung denganlingkungan dan orang lain". Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal.


1.  PROSES KOMUNIKASI
Secara ringkas, proses berlangsungnya komunikasi bisa digambarkan seperti berikut.
1.     Komunikator (sender) yang mempunyai maksud berkomunikasi dengan orang lain mengirimkan suatu pesan kepada orang yang dimaksud. Pesan yang disampaikan itu bisa berupa informasi dalam bentuk bahasa ataupun lewat simbol-simbol yang bisa dimengerti kedua pihak.
2.     Pesan (message) itu disampaikan atau dibawa melalui suatu media atau saluran baik secara langsung maupun tidak langsung. Contohnya berbicara langsung melalui teleponsurate-mail, atau media lainnya.
media (channel) alat yang menjadi penyampai pesan dari komunikator ke komunikan.
1.     Komunikan (receiver) menerima pesan yang disampaikan dan menerjemahkan isi pesan yang diterimanya ke dalam bahasa yang dimengerti oleh komunikan itu sendiri.
2.     Komunikan (receiver) memberikan umpan balik (feedback) atau tanggapan atas pesan yang dikirimkan kepadanya, apakah dia mengerti atau memahami pesan yang dimaksud oleh si pengirim.


3.  SALURAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI
Tindak komunikasi dalam suatu organisasi berkaitan dengan pemahaman mengenai peristiwa komunikasi yang terjadi didalamnya, seperti apakah instruksi pimpinan sudah dilaksanakan dengan benar oleh karyawan atau pun bagaimana karyawan/bawahan mencoba menyampaikan keluhan kepada atasan, memungkinkan tujuan organisasi yang telah ditetapkan dapat tercapai sesuai dengan hasil yang diharapkan. Ini hanya satu contoh sederhana untuk memperlihatkan bahwa komunikasi merupakan aspek penting dalam suatu organisasi, baik organisasi yang mencari keuntungan ekonomi maupun organisasi yang bersifat sosial kemasyarakatan.
Sebelum membahas pengertian komunikasi organisasi sebaiknya kita uraikan terminologi yang melekat pada konteks komunikasi organisasi, yaitu komunikasi dan organisasi. Komunikasi berasal dari bahasa latin “communis” atau ‘common” dalam Bahasa Inggris yang berarti sama. Berkomunikasi berarti kita berusaha untuk mencapai kesamaan makna, “commonness”.  Atau dengan ungkapan yang lain, melalui komunikasi kita mencoba berbagi informasi, gagasan atau sikap kita dengan partisipan lainnya.  Kendala utama dalam berkomunikasi adalah kita seringkali mempunyai makna yang berbeda terhadap lambang yang sama.


4.  Peranan Komunikasi Informal

Dalam suatu organisasi baik yang berorientasi komersial maupun sosial, tindak komunikasi dalam organisasi atau lembaga tersebut akan melibatkan empat fungsi, yaitu:

1.  Fungsi informatif
Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi (information-processing system).  Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu.
Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti informasi pada dasarnya dibutuhkan oleh semua orang yang mempunyai perbedaan kedudukan dalam suatu organisasi.  Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi.  Sedangkan karyawan (bawahan) membutuhkan informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan, izin cuti dan sebagainya.
2.  Fungsi Regulatif
Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi.  Pada semua lembaga atau organisasi, ada dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif ini, yaitu:
1. atasan atau orang-orang yang berada dalam tataran manajemen yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan.  Disamping itu mereka juga mempunyai kewenangan untuk memberikan instruksi atau perintah, sehingga dalam struktur organisasi kemungkinan mereka ditempatkan pada lapis atas (position of authority) supaya perintah-perintahnya dilaksanakan sebagaimana semestinya.  Namun demikian, sikap bawahan untuk menjalankan perintah banyak bergantung pada:
-       keabsahan pimpinan dalam penyampaikan perintah
-       kekuatan pimpinan dalam memberi sanksi
-       kepercayaan bawahan terhadap atasan sebagai seorang pemimpin sekaligus sebagai pribadi
-       tingkat kredibilitas pesan yang diterima bawahan.
2.berkaitan dengan pesan atau message.  Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja.  Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan-peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk dilaksanakan.

3. Fungsi Persuasif
Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan.  Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah.  Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.

4. Fungsi Integratif
Setiap organisasi berusaha menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat dilaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik.  Ada dua saluran komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (newsletter, buletin) dan laporan kemajuan oraganisasi; juga saluran komunikasi informal seperti perbincangan antarpribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga ataupun kegiatan darmawisata.  Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi.

38. Motivasi Konsumen

MOTIVASI KONSUMEN

Motivasi merupakan tenaga penggerak dalam diri individu yang mendorong mereka untuk bertindak.Tenaga penggerak ini ditimbulkan oleh tekanan keadaan tertekan yang tidak menyenangkan yang muncul sebagai akibat dari kebutuhan yang tidak terpenuhi.
Semua individu mempunyai kebutuhan, hasrat, dan keinginan. Dorongan bawah sadar individu untuk mengurangi tekanan yang ditimbulkan oleh kebutuhan menghasilkan perilaku yang diharapkannya akan memenuhi kebutuhan sehingga akan menimbulkan keadaan yang lebih menyenangkan dalam dirinya.

37. Motivasi Ekstrinsik

MOTIVASI EKSTRINSIK

Motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi instrinsik.Motivasi ekstrinsik adalah motif- motif yang aktif dan berfungsi karenaadanya perangsang dari luar, yaitu suatu aktivitas belajar dimulai danditeruskan, berdasarkan kebutuhan dan dorongan yang tidak secaramutlak berkaitan dengan aktifitas belajar sendiri. Misalnya, siswa rajinbelajar untuk memperoleh hadiah yang dijanjikan kepadanya, atau anaktekun belajar untuk menghindari hukuman yang diancamkan kepadanya Motivasi belajar dikatakan ekstrinsik bila anak didikmenempatkan tujuan belajarnya di luar faktor- faktor situasi belajar(resides in some factors outside the learning situation). Anak didikbelajar karena hendak mencapai tujuan yang terletak di luar hal yangdipelajarinya.
Motivasi ekstrinsik bukan berarti motivasi yang tidak diperlukandan tidak baik dalam pendidikan.Motivasi ekstrinsik diperlukan agaranak didik termotivasi untuk belajar.Guru yang berhasil mengajaradalah guru guru yang pandai membangkitkan minat anak didik dalambelajar, dengan memanfaatkan motivasi ekstrinsik dalam berbagaibentuknya.Motivasi ekstrinsik sering digunakan karena bahan pelajarankurang menarik perha tian anak didik atau karena sikap tertentu padaguru atau orang tua. Yang tergolong bentuk motivasi belajar ekstrinsikantara lain:1) Belajar demi memenuhi kewajiban2) Belajar demi menghindari hukuman yang diancamkan3) Belajar demi memperoleh hadiah material yang dijanjikan4) Belajar demi meningkatkan gengsi sosial5) Belajar demi memperoleh pujian dari orang lain, misalnya guru danorang tua 6) B e l a j a r d e m i t u n t utan jabatan yang ingin dipegang atau demimemenuhi persyaratan kenaikan jenjang

36. Motivasi intrinsik

.MOTIVASI INTRINSIK
Yang dimaksud dengan motivasi instrinsik adalah motif-motifyang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar,karena dalam diri individu sudah ada dorongan untuk melakukansesuatu. yaitu bahwa suatu aktivitas/kegiatan belajar di mulai danditeruskan berdasarkan penghayatan suatu kebutuhan dan doronganyang secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar itu.Motivasi itu instrinsik bila tujuannya inheren dengan situasibelajar dan bertemu dengan kebutuhan dan tujuan anak didik untukmenguasai nilai-nilai yang terkandung di dalam pelajaran itu.
Anakdidik termotivasi untuk belajar semata-mata untuk menguasai nilai- nilaiyang terkandung dalam bahan pelajaran, bukan karena keinginan lain seperti ingin mendapat pujian, nilai yang tinggi, atau hadiah dansebagainya.Bila seseorang telah memiliki motivasi instrinsik dalam dirinyamaka ia secara sadar akan melakukan suatu kegiatan yang tidakmemerlukan motivasi dari luar dirinya.
Dalam aktivitas belajar motivasiinstrinsik sangat diperlukan, terutama belajar sendiri.Seseorang yangtidak memiliki motivasi instrinsik sulit sekali melakukan aktivitasbelajar secara terus-menerus.Seseorang yang memiliki motivasiinstrinsik selalu ingin maju dalam belajar. Keinginan itu dilatarbelakangioleh pemikiran yang positif, b a h w a s e m u a m a t a p e l a j ar a n y a n g di p e l a j a r i s ek a r a n g a k a n d i b u t uh k a n dan sangat berguna kini dan dimasa mendatang.

35. Motivasi Hidup

MOTIVASI HIDUP
Motivasi hidup mempengaruhi hidup Anda. Banyak orang yang masih belum memahami apa yang menjadi motivasi hidup atau baru memahami sebagian dari motivasi hidup sebenarnya. Pemahaman yang kurang atau parsial tentu akan mempengaruhi kualitas kehidupan kita.
Apa definisi motivasi hidup? Kita lihat dulu definisi motivasi.Motivasi pada dasarnya adalah alasan atau dorongan untuk bertindak.Maka motivasi hidup bisa diartikan alasan atau dorongan untuk hidup. Dari sini akan membawa kepada sebuah pertanyaan besar, mengapa kita hidup? Mengapa kita ada di dunia ini?Siapa saya?Banyak orang yang berusaha untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini. Namun mereka tidak akan menemukan jawabannya atau menemukan jawaban yang salah selama mereka mencari dari sumber yang salah.

Seharusnya, jika kita bertanya mengapa kita hidup, kita harus bertanya kepada Yang Menghidupkan kita. Tiada lain adalah Allah SWT. Dan, Allah SWT sudah menjawab pertanyaan kita ini dan dituliskan dalam kitab suci kita Al Qur’an.
Jadi ibadahlah yang menjadi motivasi hidup sejati kita. Hidup kita tiada lain hanya untuk beribadah kepada Allah. Segala gerak gerik kita, pemikiran kita, dan ucapan kita harus dalam rangka beribadah kepada Allah.
Tentu saja, pemahaman ibadah disini adalah ibadah secara integral.Bukan hanya ibadah ritual saja, tetapi ibadah secara kesuluruhan.Artinya semua aspek kehidupan yang kita jalani harus dalam rangka ibadah.
Jika ibadah sudah menjadi motivasi hidup kita, inilah yang perlu kita lakukan:
Pertama:Jadikan, semua yang kita lakukan saat ini menjadi bernilai ibadah. Tapi hati-hati, ada berbagai tindakan yang tidak bisa diubah menjadi ibadah yaitu tindakan yang nyata-nyata perbuatan maksiat.Untuk tindakan maksiat, harus dihentikan dan diganti dengan ibadah. Untuk mengganti tindakan “biasa” menjadi tindakan ibadah ialah dengan dua cara:
  1. Niatkan sebagai ibadah
  2. Lakukan dengan cara yang sesuai syariat
Kedua: Ketahui apa saja ibadah yang harus kita lakukan dan lakukanlah sebisa mungkin. Ketahuilah apa yang dilarang dan jangan lakukan.

34. Motivasi untuk belajar

 MOTIVASI BELAJAR

DefinisiMotivasi belajar

Motivasi menjadi sesuatu hal yang sangat penting tatkala kita akan melakukan sesuatu. Ada beberapa Definisimotivasi belajar yang dikemukakan oleh para ahli, Definisimotivasi tersebut adalah:

1.Motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri sesorang ya­ng menimbulkan, memberikan arah dan memberi kekuatan, sehingga tujuan yang diinginkan dapat tercapai.

2.Definisimotivasi belajar yang dikemukakan Davis (dalam Andayani, 2006: 25):”Motive or motivation refers to an internal state resulting from a need which incites behaviour, usually directed towarked fulfilling the need.”
Pendapat tersebut dapat dimaknai bahwa motivasi merupakan sesuatu yang berasal dari dalam diri seseorang yang muncul dalam rangka memenuhi ke­butuhan­nya.

3.Definisimotivasi belajar yang dikemukakan Nasution (1993: 08) yang menya-takan:  Motivasi adalah kondisi psikologis sesorang untuk melakukan sesuatu.
4.Definisimotivasi belajar yang dikemukakan Sardiman (2007: 75): 
Keseluruhan daya dan penggerak psikis di dalam diri seseorang yang me­nim­bul­kan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar dan memberi arah pada kegiatan belajar demi mencapai tujuan. 

5. Definisimotivasi belajar yang dikemukakan Winkel (1983: 27) menyatakan:  Motivasi belajar merupakan faktor psikis, yang ber­sifat nonintelektual yang berperan dalam hal gairah belajar. Siswa yang ber­motivasi kuat akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan.

33. Motivasi untuk Kerja

Motivasi


94.MOTIVASI KERJA
·  1. Motivasi Kerja (Y1)
·  Motivasi Kerja adalah suatu dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan atau mengerjakan suatu tugas atau kegiatan dengan sebaik – baiknya agar mencapai prestasi yang tinggi. Indikator dalam penelitian ini yaitu:

a. Kebutuhan Eksistensi (Existence Needs) (Y1.1)
  • Terpenuhinya k ebutuhan akan sandang/pangan .
  • Terwujudnya rasa aman/nyaman dalam bekerja .
  • Adanya perlindungan apabila terjadi kecelakaan kerja

b. Kebutuhan Keterkaitan (Relatedness Needs) (Y1.2)
  • Adanya h ubungan kerja sama yang baik antara pimpinan dengan bawahan dalam menjalankan tugas .
  • Adanya h ubungan kerja sama yang baik antara teman sekerja dalam tugas .

c. Kebutuhan Pertumbuhan (Growth Needs) (Y1.3)
  • Adanya kesempatan memberikan masukan untuk kemajuan organisasi .
  • Penghargaan yang layak atas kinerja .
2. Kinerja (Y2)
Kinerja ialah sejumlah aktivitas fisik dan mental yang dilakukan pegawai untuk mengerjakan pekerjaannya hingga optimal atau prestasi yang dicapai pegawai Badan Pertanahan Provinsi Sulawesi Tenggara dengan hasil yang lebih meningkat daripada prestasi sebelumnya.( Elisabet Siahaan;2007).Miner (1988) dalam Natsir (2003 : 48), Martoyo (2000:97). Indikator yang digunakan untuk mengukur variabel ini adalah :

a. Kualitas kerja (Y2.1) yaitu penilaian responden terhadap sejauh mana proses atau hasil peleksanaan tugas/pekerjaan yang diberikan mendekati tujuan/target yang telah ditentukan dilihat dari sisi ketelitian kerja, kerapian kerja, keterampilan dan kecakapan kerja..
Adapaun item pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
  1. Mempunyai ketelitian dalam bekerja sehingga tingkat kesalahan rendah.
  2. Hasil dari pekerjaan yang dilakukan pegawai dengan mutu terbaik.
b. Kuantitas kerja (Y2.2) penilaian responden terhadap sejauh mana proses atau hasil peleksanaan tugas/pekerjaan yang diberikan mendekati tujuan/target yang telah ditentukan dilihat dari sisi jumlah yang dihasilkan dalam melaksanakan pekerjaan. Adapaun item pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
  1. Jumlah pekerjaan rutin yang diselesaikan berdasarkan target.
  2. Jumlah pekerjaan tambahan yang diselesaikan berdasarkan target.
c. Kemampuan kerja (Y2.3)adalahpenilaian responden dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi, kemampuan untuk kerja sama serta kemampuan untuk menghadapi tantangan dalam tugas yang diemban. Adapun item pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
  1. Adanya pemahaman yang baik dan benar serta kepandaian, keahlian dan keterampilan melaksanakan pekerjaan yang sesuai dengan tugas pokok d an fungsi.
  2. Kecepatan dan ketepatan dalam melaksanakan pekerjaan yang disertai dengan kemampuan menghadirkan alternatif solusi dalam menyelesaikan permasalahan pekerjaan.
d. Tanggung jawab (Y2.4)adalah peneilaian responden terhadap kesiapan/kesanggupan dalam melaksanakan pekerjaan/tugas dan tanggung jawab. Adapun item pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
  1. Pegawai melaksanakan pekerjaan sesuai dengan wewenang dan tanggungjawab dalam tugas pokok dan fungsinya.
  2. Beban kerja yang diberikan organisasi telah sesuai dengan kemampuan kerja pegawai.