Nama : Rizca Safitri Afianti
Kelas : 3DB06
Npm :
37113885
TUGAS
2 SOFTSKILL (TEORI)
“Sistem
Informasi Akuntansi”
v Pertanyaan:
1. Apa
definisi dari Sistem Informasi Akuntansi?
2. Bagaimana
Evolusi Sistem Informasi?
3. Bagaimana
Sistem Informasi Akuntansi dapat berjalan efektif didalam perusahaan?
v Jawaban:
1. Menurut
Bodnar dan Hopwood (2006), yang diterjemahkan oleh Amir Abadi Yusuf menyatakan
bahwa, "Sistem informasi akuntansi merupakan kumpulan sumber daya, seperti
manusia dan peralatan yang dirancang untuk mengubah data keuangan dan data
lainnya ke dalam informasi, informasi tersebut dikomunikasikan kepada para
pembuat keputusan."
Menurut
Barry E. Cushing yang dikutip dan dialih bahasakan oleh La Midjan & Azhar
Susanto (2003) mengatakan bahwa, "Sistem informasi akuntansi merupakan
seperangkat sumber manusia dan modal dalam organisasi, yang berkewajiban untuk
menyajikan informasi keuangan dan juga informasi yang diperoleh dari
pengumpulan dan memproses data."
Menurut
Nugroho Wdjajanto (2001) menyatakan bahwa : "Sistem informasi akuntansi
adalah susunan formulir, catatan, peralatan termasuk komputer dan
perlengkapannya serta alat komunikasi, tenaga pelaksanaannya dan laporan yang
terkoordinasi secara erat yang didesain untuk mentransformasikan data keuangan
menjadi informasi yang dibutuhkan manajemen."
Menurut
La Midjan dan Azhar Susanto (2001) menyatakan bahwa: "Sistem informasi
akuntansi merupakan suatu sistem pengolahan data akuntansi yang merupakan
koordinasi dari manusia, alat dan metode yang berinteraksi secara harmonis
dalam suatu wadah organisasi yang terstruktur untuk menghasilkan informasi
akuntansi keuangan dan informasi akuntansi manajemen yang berstruktur
pula."
Sedangkan
menurut Romney & Steinbart (2000) Sistem informasi akuntansi
adalah serangkaian dari satu atau lebih komponen yang saling berelasi dan
berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan, yang terdiri dari pelaku, serangkaian
prosedur, dan teknologi informasi.
Berdasarkan definisi
para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi Akuntansi (SIA)
adalah suatu kombinasi dari berbagai sumber daya yang dirancang untuk memproses
data akuntansi dan keuangan yang ada dan mengubahnya menjadi informasi yang
dibutuhkan perusahaan untuk pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang
berkepentingan.
2. Evolusi
Sistem Informasi Berbasis Komputer: Usaha awal untuk menerapkan komputer dalam
area bisnis, mula-mula terfokus pada data, kemudian informasi dan penunjang
keputusan.
a. Fokus
Awal Pada Data
Penggunaan
komputer generasi pertama hanya terbatas untuk Aplikasi Akuntansi. Dikenal
dengan nama Electronic Data Processing (EDP) atau Data Processing (DP). Digunakan
juga istilah Accounting Information System (SIA-Sistem Informasi Akuntansi)
untuk menggambarkan sistem yang memproses aplikasi pengolahan data perusahaan
menjadi beberapa informasi sebagai produksi sampingan dari proses akuntansi.
b. Fokus
Baru Pada Informasi
Konsep
SIM (Sistem Informasi Manajemen) menyadari bahwa aplikasi komputer harus
diterapkan untuk tujuan utama menghasilkan informasi manajemen. Konsep ini
segera diterima oleh banyak perusahaan besar, namun hasil aktual jarang sesuai
dengan yang dibayangkan semula. Penyebabnya adalah :
1.
Kurangnya pengetahuan tentang komputer di antara para pemakai.
2.Kurangnya
pengertian bisnis dan keawaman spesialis informasi mengenai peran manajemen.
3.
Peralatan komputer yang mahal dan terbatas dibanding standar sekarang. Karena
rancangan-rancangan sistem menjadi membengkak dan tugas tersebut menjadi tidak
mungkin dikelola, maka perusahaan memutuskan membuang ide SIM dan kembali ke
DP.
c.
Fokus Revisi Pada Penunjang Keputusan
Ilmuwan
pada Massachusetts Institute of Technology (MIT) yaitu : Michael S. Scott
Morton, G. Anthony Gorry dan Peter G. W. Keen memperkenalkan konsep
"Sistem Penunjang Keputusan" (DSS-Decision Support System). DSS
adalah sistem penghasil informasi yang ditujukan pada suatu masalah tertentu
yang harus dipecahkan oleh manajer. Manajer tersebut dapat berada pada bagian
manapun, tingkat manapun dan dalam area fungsional apapun. SIM dimaksudkan
untuk menyediakan informasi pemecahan masalah bagi sekelompok manajer secara
umum, sedangkan DSS dimaksudkan untuk mendukung satu orang manajer secara
khusus.
c. Fokus
Sekarang Pada Komunikasi
Pada
saat DSS berkembang, perhatian juga difokuskan pada aplikasi komputer yang
lain, yaitu "Otomatisasi Kantor" (OA-Office Automation). OA
memudahkan komunikasi dan meningkatkan produktifitas di antara para manajer dan
pekerja kantor melalui penggunaan alat-alat elektronik.
d. Fokus
Potensial Pada Konsultasi
"Kecerdasan
Buatan" (Al-Artificial Inteligence) diterapkan untuk melaksanakan sebagian
penalaran logis yang sama seperti manusia. "Sistem Pakar" (ES-Expert
System) adalah bagian khusus dari Al sebagai suatu sistem yang berfungsi
sebagai seorang "spesialis" dalam suatu area. ES memberikan bantuan
yang sama seperti yang diberikan oleh seorang "Konsultan Manajemen".
3. Agar suatu sistem
informasi akuntansi dapat berjalan dengan efisien, terdapat empat hal yang
harus diperhatikan, yaitu pengendalian, fleksibilitas, dan hubungan
keuntungan—biaya yang layak. Salah satu cara pengendalian yang dilakukan
perusahaan adalah pengendalian intern. Menurut Mulyadi dalam bukunya “Sistem Akuntansi” menyatakan bahwa:
“Pengendalian
intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang
dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan
keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya
kebijakan manajemen”.
(2001:163)
Pengendalian intern
yang baik merupakan salah satu faktor penentu bagi tercapainya tujuan perusahaan. Pengendalian intern
adalah sebagai tindakan yang dilakukan manajemen untuk mempertinggi kemungkinan
tercapainyaa beberapa tujuan dan sasaran perusahaan. Manajemen akan merencanakan, menyusun dan mengatur pelaksanaan
berbagai tindakan yang tepat untuk memberikan kepastian yang layak atau masuk
akal bahwa tujuan dan sasaran perusahaan dapat tercapai. Oleh karenanya,
pengendalian intern merupakan hasil dari perencanaan, penyusunan dan pengaturan
yang dilakukan secara tepat oleh manajemen.
Pelaksanaan
pengendalian intern perusahaan tidak dapat terlepas dari sistem informasi akuntansinya, begitupun sebaliknya. La
Midjan dan Azhar Susanto dalam bukunya “Sistem
Informasi Akuntansi I dan II” mengungkapkan sebagai berikut:
“Pengendalian intern selalu harus bergandengan dengan
sistem informasi akuntansi yang dihasilkan agar berguna bagi pemakai (users) intern maupun ekstern untuk
mengambil keputusan, maka informasi tersebut harus mengandung unsur
terkendali”.
“…..dapat disimpulkan
bahwa antara sistem informasi akuntansi dan pengendalian intern memiliki
hubungan yang erat dan saling menunjang”.
(2001:263)
Sistem
informasi akuntansi dan pengendalian intern diterapkan oleh perusahaan dengan
salah satu tujuannya adalah untuk menjaga kekayaan perusahaan. Kekayaan yang
dimiliki perusahaan adalah berupa aktiva. Dalam menjalankan aktivitasnya
perusahaan tidak dapat terlepas dari penggunaan aktiva yang dalam hal ini
adalah aktiva tetap.Ikatan Akuntan Indonesia dalam bukunya “Standar Akuntansi Keuangan” memberi
pengertian tentang aktiva tetap, yakni
“Aktiva tetap merupakan aktiva
berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih
dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual
dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari 1
(satu) tahun”.
(2004:16.2)
Aktiva tetap atau
yang biasa disebut fixed asset
dipakai perusahaan sebagai alat bantu dalam rangka menghasilkan pendapatan.
Transaksi yang menyangkut aktiva tetap tidak sesering aktiva lancar, tetapi
jumlah untuk suatu nilai transaksi aktiva tetap dapat bernilai besar. Karena
nilainya material maka aktiva harus dijaga eksistensinya.
Dalam usahanya
untuk menjaga aktiva perusahaan, pihak manajemen harus dapat membentuk suatu
sistem yang dapat mengendalikannya. Sistem informasi akuntasi merupakan salah
satu cara untuk mengendalikan keadaan perusahaan terutama dalam bidang keuangan
yang tentunya berkaitan, baik secara langsung ataupun tidak langsung terhadap
aktiva tetap.
Dalam
pelaksanaannya manajemen perlu menyusun sistem informasi akuntansi aktiva tetap
dengan beberapa alasan seperti yang dikemukakan oleh La Midjan dalam “Sistem Informasi Akuntansi I” sebagai
berikut:
1. Aktiva
tetap merupakan bagian terbesar dari
kekayaan perusahaan dimana sebagian besar modal (uang) perusahaan tertanam
didalamnya terutama pada perusahaan-perusahaan industri dan jasa tertentu.
2. Aktiva
tetap tertentu antara lain mesin selain harganya mahal juga perlu diperhatikan
perawatannya untuk mempertahankan kinerjanya, sehingga untuk itu diperlukan
adanya jadwal pemeliharaan (maintenance)
yang teratur dan baik.
3. Aktiva
tetap yaitu alat-alat berat dalam perusahaan pemborong (kontraktor) sering
harus berpindah-pindah tempat dari satu proyek ke proyek lain, dan dari suatu
daerah ke daerah lain. Disini diperlukan sistem monitoring dan jadwal yang baik
agar pemindahannya dapat berlangsung secara efisien.
4. Aktiva
tetap khususnya yang dioperasikan untuk memperoleh pendapatan antara lain
kendaraan/mobil di perusahaan jasa angkutan, seluruh pendapatan maupun biaya
yang dikeluarkan perlu diadministrasi dengan baik agar manajemen setiap saat
dapat menilai efisiensinya dan bila dianggap perlu aktiva tetap tersebut dijual
dan diganti yang lain.
(2001:264)
Beberapa alasan penyusunan sistem informasi akuntansi
aktiva tetap yang telah diungkapkan di atas tidak terlepas dari pengendalian
internnya yang tentunya pengendalian intern yang berkaitan dengan aktiva tetap.
Prinsip pengendalian intern aktiva tetap yang perlu diperhatikan dalam menyusun
sistem informasi akuntansi aktiva tetap, masih menurut La Midjan dalam bukunya
“Sistem Informasi Akuntansi I”
adalah sebagai berikut:
1. Adanya
budget untuk pengeluaran atau
pembelian aktiva tetap berikut prosedur otorisasinya.
2.
Adanya
kebijakan penjualan aktiva tetap.
3. Adanya
kartu induk dan kartu eksploitasi berikut pengarsipan atas dokumen pemiliknya, pemutasian
dan nomor induk.
4. Adanya
sistem dan prosedur pemeliharaan (maintenance)
serta pengawasan atas aktiva tetap.
5.
Adanya
pemeriksaan fisik secara rutin atau periodik.
6. Memanfaatkan
asuransi kerugian untuk memperoleh penggantian apabila terjadi kebakaran dan
lain-lain.
(2001:264-265)
Sistem
informasi akuntansi aktiva tetap sebagai alat bantu pelaksanaan pengendalian
intern aktiva tetap yang efektif mempunyai tujuan, antara lain:
1)
Mempertanggungjawabkan
transaksi yang berkaitan dengan pembelian dan pelepasan aktiva tetap.
2)
Melindungi
aktiva tetap melalui pengendalian intern yang melekat.
3)
Menetapkan
bagian aktiva tetap yang dikonsumsi sebagai jasa yang terpakai dan yang
dihapuskan sebagai biaya.
Dari serangkaian uraian di atas terlihat jelas bahwa
sistem informasi akuntansi aktiva tetap memiliki hubungan dengan pengendalian
intern aktiva tetap dan pengendalian intern aktiva tetap tidak terlepas dari
sistem informasi aktiva tetapnya.
Agar penjagaan terhadap aktiva tetap perusahaan dapat
berjalan dengan baik, maka kedua unsur tersebut (sistem informasi akuntansi
aktiva tetap dan pengendalian intern aktiva tetap) harus dilaksanakan secara
beriringan sehingga dapat menghasilkan suatu informasi yang sangat bermanfaat
bagi setiap pihak, terutama manajemen, dalam melakukan pertimbangan untuk
mengambil suatu keputusan yang tepat yang dapat membawa perusahaan kearah yang
lebih baik.
Sumber:
No comments:
Post a Comment