Thursday 15 October 2015

Tugas 2 Softskill Teori Sistem Informasi Akuntansi

Nama         : Rizca Safitri Afianti
Kelas          : 3DB06
Npm           : 37113885

TUGAS 2 SOFTSKILL (TEORI)
“Sistem Informasi Akuntansi”

                v  Pertanyaan:

                1.      Apa definisi dari Sistem Informasi Akuntansi?
                2.      Bagaimana Evolusi Sistem Informasi?
                3.      Bagaimana Sistem Informasi Akuntansi dapat berjalan efektif didalam perusahaan?

               v  Jawaban:

             
                1. Menurut Bodnar dan Hopwood (2006), yang diterjemahkan oleh Amir Abadi Yusuf menyatakan bahwa, "Sistem informasi akuntansi merupakan kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan yang dirancang untuk mengubah data keuangan dan data lainnya ke dalam informasi, informasi tersebut dikomunikasikan kepada para pembuat keputusan."
Menurut Barry E. Cushing yang dikutip dan dialih bahasakan oleh La Midjan & Azhar Susanto (2003) mengatakan bahwa, "Sistem informasi akuntansi merupakan seperangkat sumber manusia dan modal dalam organisasi, yang berkewajiban untuk menyajikan informasi keuangan dan juga informasi yang diperoleh dari pengumpulan dan memproses data."
Menurut Nugroho Wdjajanto (2001) menyatakan bahwa : "Sistem informasi akuntansi adalah susunan formulir, catatan, peralatan termasuk komputer dan perlengkapannya serta alat komunikasi, tenaga pelaksanaannya dan laporan yang terkoordinasi secara erat yang didesain untuk mentransformasikan data keuangan menjadi informasi yang dibutuhkan manajemen."
Menurut La Midjan dan Azhar Susanto (2001) menyatakan bahwa: "Sistem informasi akuntansi merupakan suatu sistem pengolahan data akuntansi yang merupakan koordinasi dari manusia, alat dan metode yang berinteraksi secara harmonis dalam suatu wadah organisasi yang terstruktur untuk menghasilkan informasi akuntansi keuangan dan informasi akuntansi manajemen yang berstruktur pula."
Sedangkan menurut Romney &  Steinbart (2000) Sistem informasi akuntansi adalah serangkaian dari satu atau lebih komponen yang saling berelasi dan berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan, yang terdiri dari pelaku, serangkaian prosedur, dan teknologi informasi.
Berdasarkan definisi para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi Akuntansi (SIA) adalah suatu kombinasi dari berbagai sumber daya yang dirancang untuk memproses data akuntansi dan keuangan yang ada dan mengubahnya menjadi informasi yang dibutuhkan perusahaan untuk pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang berkepentingan.


            2. Evolusi Sistem Informasi Berbasis Komputer: Usaha awal untuk menerapkan komputer dalam area bisnis, mula-mula terfokus pada data, kemudian informasi dan penunjang keputusan.
a.       Fokus Awal Pada Data
Penggunaan komputer generasi pertama hanya terbatas untuk Aplikasi Akuntansi. Dikenal dengan nama Electronic Data Processing (EDP) atau Data Processing (DP). Digunakan juga istilah Accounting Information System (SIA-Sistem Informasi Akuntansi) untuk menggambarkan sistem yang memproses aplikasi pengolahan data perusahaan menjadi beberapa informasi sebagai produksi sampingan dari proses akuntansi.
b.      Fokus Baru Pada Informasi
Konsep SIM (Sistem Informasi Manajemen) menyadari bahwa aplikasi komputer harus diterapkan untuk tujuan utama menghasilkan informasi manajemen. Konsep ini segera diterima oleh banyak perusahaan besar, namun hasil aktual jarang sesuai dengan yang dibayangkan semula. Penyebabnya adalah :
1. Kurangnya pengetahuan tentang komputer di antara para pemakai.
2.Kurangnya pengertian bisnis dan keawaman spesialis informasi mengenai peran manajemen.
3. Peralatan komputer yang mahal dan terbatas dibanding standar sekarang. Karena rancangan-rancangan sistem menjadi membengkak dan tugas tersebut menjadi tidak mungkin dikelola, maka perusahaan memutuskan membuang ide SIM dan kembali ke DP.
c. Fokus Revisi Pada Penunjang Keputusan
Ilmuwan pada Massachusetts Institute of Technology (MIT) yaitu : Michael S. Scott Morton, G. Anthony Gorry dan Peter G. W. Keen memperkenalkan konsep "Sistem Penunjang Keputusan" (DSS-Decision Support System). DSS adalah sistem penghasil informasi yang ditujukan pada suatu masalah tertentu yang harus dipecahkan oleh manajer. Manajer tersebut dapat berada pada bagian manapun, tingkat manapun dan dalam area fungsional apapun. SIM dimaksudkan untuk menyediakan informasi pemecahan masalah bagi sekelompok manajer secara umum, sedangkan DSS dimaksudkan untuk mendukung satu orang manajer secara khusus.
c.       Fokus Sekarang Pada Komunikasi
Pada saat DSS berkembang, perhatian juga difokuskan pada aplikasi komputer yang lain, yaitu "Otomatisasi Kantor" (OA-Office Automation). OA memudahkan komunikasi dan meningkatkan produktifitas di antara para manajer dan pekerja kantor melalui penggunaan alat-alat elektronik.
d.      Fokus Potensial Pada Konsultasi
"Kecerdasan Buatan" (Al-Artificial Inteligence) diterapkan untuk melaksanakan sebagian penalaran logis yang sama seperti manusia. "Sistem Pakar" (ES-Expert System) adalah bagian khusus dari Al sebagai suatu sistem yang berfungsi sebagai seorang "spesialis" dalam suatu area. ES memberikan bantuan yang sama seperti yang diberikan oleh seorang "Konsultan Manajemen".


           3. Agar suatu sistem informasi akuntansi dapat berjalan dengan efisien, terdapat empat hal yang harus diperhatikan, yaitu pengendalian, fleksibilitas, dan hubungan keuntungan—biaya yang layak. Salah satu cara pengendalian yang dilakukan perusahaan adalah pengendalian intern. Menurut Mulyadi dalam bukunya “Sistem Akuntansi” menyatakan bahwa:
“Pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen”.
(2001:163)
Pengendalian intern yang baik merupakan salah satu faktor penentu bagi tercapainya     tujuan perusahaan. Pengendalian intern adalah sebagai tindakan yang dilakukan manajemen untuk mempertinggi kemungkinan tercapainyaa beberapa tujuan dan sasaran perusahaan. Manajemen akan merencanakan, menyusun dan mengatur pelaksanaan berbagai tindakan yang tepat untuk memberikan kepastian yang layak atau masuk akal bahwa tujuan dan sasaran perusahaan dapat tercapai. Oleh karenanya, pengendalian intern merupakan hasil dari perencanaan, penyusunan dan pengaturan yang dilakukan secara tepat oleh manajemen.
Pelaksanaan pengendalian intern perusahaan tidak dapat terlepas dari sistem informasi akuntansinya, begitupun sebaliknya. La Midjan dan Azhar Susanto dalam bukunya “Sistem Informasi Akuntansi I dan II” mengungkapkan sebagai berikut:
“Pengendalian intern selalu harus bergandengan dengan sistem informasi akuntansi yang dihasilkan agar berguna bagi pemakai (users) intern maupun ekstern untuk mengambil keputusan, maka informasi tersebut harus mengandung unsur terkendali”.
“…..dapat disimpulkan  bahwa antara sistem informasi akuntansi dan pengendalian intern memiliki hubungan yang erat dan saling menunjang”.
(2001:263)
Sistem informasi akuntansi dan pengendalian intern diterapkan oleh perusahaan dengan salah satu tujuannya adalah untuk menjaga kekayaan perusahaan. Kekayaan yang dimiliki perusahaan adalah berupa aktiva. Dalam menjalankan aktivitasnya perusahaan tidak dapat terlepas dari penggunaan aktiva yang dalam hal ini adalah aktiva tetap.Ikatan Akuntan Indonesia dalam bukunya “Standar Akuntansi Keuangan” memberi pengertian tentang aktiva tetap, yakni
“Aktiva tetap merupakan aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun”.
(2004:16.2)
Aktiva tetap atau yang biasa disebut fixed asset dipakai perusahaan sebagai alat bantu dalam rangka menghasilkan pendapatan. Transaksi yang menyangkut aktiva tetap tidak sesering aktiva lancar, tetapi jumlah untuk suatu nilai transaksi aktiva tetap dapat bernilai besar. Karena nilainya material maka aktiva harus dijaga eksistensinya.
Dalam usahanya untuk menjaga aktiva perusahaan, pihak manajemen harus dapat membentuk suatu sistem yang dapat mengendalikannya. Sistem informasi akuntasi merupakan salah satu cara untuk mengendalikan keadaan perusahaan terutama dalam bidang keuangan yang tentunya berkaitan, baik secara langsung ataupun tidak langsung terhadap aktiva tetap.
Dalam pelaksanaannya manajemen perlu menyusun sistem informasi akuntansi aktiva tetap dengan beberapa alasan seperti yang dikemukakan oleh La Midjan dalam “Sistem Informasi Akuntansi I” sebagai berikut:
1.      Aktiva tetap merupakan bagian terbesar  dari kekayaan perusahaan dimana sebagian besar modal (uang) perusahaan tertanam didalamnya terutama pada perusahaan-perusahaan industri dan jasa tertentu.
2.      Aktiva tetap tertentu antara lain mesin selain harganya mahal juga perlu diperhatikan perawatannya untuk mempertahankan kinerjanya, sehingga untuk itu diperlukan adanya jadwal pemeliharaan (maintenance) yang teratur dan baik.
3.      Aktiva tetap yaitu alat-alat berat dalam perusahaan pemborong (kontraktor) sering harus berpindah-pindah tempat dari satu proyek ke proyek lain, dan dari suatu daerah ke daerah lain. Disini diperlukan sistem monitoring dan jadwal yang baik agar pemindahannya dapat berlangsung secara efisien.
4.      Aktiva tetap khususnya yang dioperasikan untuk memperoleh pendapatan antara lain kendaraan/mobil di perusahaan jasa angkutan, seluruh pendapatan maupun biaya yang dikeluarkan perlu diadministrasi dengan baik agar manajemen setiap saat dapat menilai efisiensinya dan bila dianggap perlu aktiva tetap tersebut dijual dan diganti yang lain.
      (2001:264)
Beberapa alasan penyusunan sistem informasi akuntansi aktiva tetap yang telah diungkapkan di atas tidak terlepas dari pengendalian internnya yang tentunya pengendalian intern yang berkaitan dengan aktiva tetap. Prinsip pengendalian intern aktiva tetap yang perlu diperhatikan dalam menyusun sistem informasi akuntansi aktiva tetap, masih menurut La Midjan dalam bukunya “Sistem Informasi Akuntansi I” adalah sebagai berikut:
1.      Adanya budget untuk pengeluaran atau pembelian aktiva tetap berikut prosedur otorisasinya.
2.      Adanya kebijakan penjualan aktiva tetap.
3.      Adanya kartu induk dan kartu eksploitasi berikut pengarsipan atas dokumen pemiliknya, pemutasian dan nomor induk.
4.      Adanya sistem dan prosedur pemeliharaan (maintenance) serta pengawasan atas aktiva tetap.
5.      Adanya pemeriksaan fisik secara rutin atau periodik.
6.      Memanfaatkan asuransi kerugian untuk memperoleh penggantian apabila terjadi kebakaran dan lain-lain.
(2001:264-265)
Sistem informasi akuntansi aktiva tetap sebagai alat bantu pelaksanaan pengendalian intern aktiva tetap yang efektif mempunyai tujuan, antara lain:
1)      Mempertanggungjawabkan transaksi yang berkaitan dengan pembelian dan pelepasan aktiva tetap.
2)      Melindungi aktiva tetap melalui pengendalian intern yang melekat.
3)      Menetapkan bagian aktiva tetap yang dikonsumsi sebagai jasa yang terpakai dan yang dihapuskan sebagai biaya.

Dari serangkaian uraian di atas terlihat jelas bahwa sistem informasi akuntansi aktiva tetap memiliki hubungan dengan pengendalian intern aktiva tetap dan pengendalian intern aktiva tetap tidak terlepas dari sistem informasi aktiva tetapnya.
Agar penjagaan terhadap aktiva tetap perusahaan dapat berjalan dengan baik, maka kedua unsur tersebut (sistem informasi akuntansi aktiva tetap dan pengendalian intern aktiva tetap) harus dilaksanakan secara beriringan sehingga dapat menghasilkan suatu informasi yang sangat bermanfaat bagi setiap pihak, terutama manajemen, dalam melakukan pertimbangan untuk mengambil suatu keputusan yang tepat yang dapat membawa perusahaan kearah yang lebih baik.

Sumber:


No comments:

Post a Comment